BALIKPAPAN – Sudah tujuh bulan vaksinasi berjalan di wilayah Indonesia, salah satunya Kota Balikpapan. Ratusan tenaga vaksinator dikerahkan untuk melakukan percepatan pemberian vaksin kepada masyarakat agar bisa memerangi pandemi Covid-19 saat ini.
Namun diketahui, para tenaga vaksinator yang bekerja rupanya hingga kini belum menerima insentif dari hasil kerja keras mereka. Terkait hal ini, Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, yang juga merupakan Juru Bicara penanganan Covid-19 di Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty, mengatakan, pihaknya saat ini sedang mengupayakan proses pencairan dana insentif bagi nakes-nya.
Dirinya menerangkan, jika proses pencairan dana memang tidak cepat dikarenakan ada mekanisme yang harus dilalui lebih dulu. Yakni dengan mengumpulkan dokumen yang menjadi bukti dari kinerja para tenaga medis selama melakukan penyuntikan vaksin. Dihitung dari daftar kehadirannya.
“Anggaran sudah tersedia, ini lagi proses mengajukan pengusulannya. Jadi ada hitungannya, satu orang itu 10 kali terlibat dalam vaksinasi dengan hitungan yang diterima sekitar Rp 750 ribu per bulan (terhitung dari Januari), ya mudah-mudahan, bergantung dari bulan yang diusulkan,” jelas perempuan yang sering disapa Dio ini.
Perihal dana insentif tenaga vaksinator yang diterima, Dio menuturkan, dana tersebut berasal dari dana alokasi umum (DAU) yang masuk ke APBD. Itulah mengapa saat ini pihaknya sedang menunggu, mengingat pencairan bisa dilakukan setelah masuk dalam refocusing anggaran.
“Jadi, sebenarnya memang tidak secepat itu. Itu saja kami sempat mutar-mutar dulu dan mendadak. Kami terima peraturan dari pusat di Maret, setelah konsultasi dan diajarkan di April baru kami bisa usulkan,” kata dia.
Saat ini, ada sekitar 250 tenaga vaksinator Balikpapan yang telah tersertifikasi. Mereka semua tentunya masuk dalam daftar penerima insentif. (jo/rdh/k15)
