Aset Syariah Capai Rp 1.862,7 Triliun

- Sabtu, 17 Juli 2021 | 10:35 WIB

JAKARTA– Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin meminta kinerja pasar modal syariah terus didorong. Dia menjelaskan bahwa pasar modal syariah baru bergeliat sejak 2011 meski dimulai pada 1997. Strateginya adalah meningkatkan literasi kepada masyarakat, korporasi, dan investor potensial.

Ma’ruf menyatakan, pasar modal syariah memiliki potensi yang besar untuk terus berkembang. Apalagi, Indonesia adalah negara dengan 87 persen penduduknya beragama Islam. Kemudian, RI menduduki peringkat ekonomi syariah keempat dunia.

”Market share keuangan syariah di Indonesia saat ini masih rendah, yaitu 9,89 persen dari total aset keuangan nasional. Termasuk pasar modal syariah,” katanya dalam konferensi internasional Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) di Jakarta (15/7).

Menurut Ma’ruf, ada sejumlah upaya yang dilakukan pemerintah untuk penguatan pasar modal syariah. Salah satunya, penguatan kelembagaan perbankan syariah dengan menggabungkan tiga bank syariah BUMN menjadi PT Bank Syariah Indonesia (BSI). ”Pada 2025, ditargetkan akan masuk dalam 10 besar bank syariah dunia,” jelasnya.

Kemudian, pemerintah juga menerbitkan surat berharga syariah negara (SBSN). Wapres menyebutkan bahwa total penerbitan SBSN atau sukuk ritel untuk masyarakat umum sudah mencapai 203 triliun dengan total investor 347.145 orang. Ada pula penerbitan green sukuk. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan izin penerbitan investasi syariah di pasar modal seperti reksa dana syariah dan saham syariah.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menuturkan bahwa perkembangan keuangan syariah berada dalam tren yang menggembirakan. Dia memerinci, aset keuangan syariah RI per Maret 2021 sudah mencapai Rp 1.862,7 triliun. Nilai aset itu belum termasuk kapitalisasi saham syariah di pasar modal. ”Sektor keuangan syariah Indonesia selama ini tumbuh kuat,” ujarnya.

Menkeu menambahkan, penerbitan sukuk mencerminkan komitmen pemerintah untuk terus mengembangkan pasar modal syariah dalam rangka pembiayaan utang dalam APBN. ”Sukuk negara juga berperan menciptakan pendalaman pasar keuangan syariah, memperluas basis investor, dan menciptakan edukasi mengenai instrumen investasi yang aman,” paparnya. (wan/dee/c14/dio)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X