Bikin Tantangan 30 Hari Tak Belanja Sayur untuk Makan Siang

- Jumat, 16 Juli 2021 | 11:40 WIB
Sarah A
Sarah A

Kebun Kumara berdiri dari keresahan terhadap masyarakat urban yang katanya terdidik, tapi malah tidak tahu cara merawat alam.

 

M. HILMI SETIAWAN, Jakarta, Jawa Pos

 

PADA akar, batang, dan daun pohon-pohon itu mereka memuliakan keberagaman. Sebab, keberagaman itu menguatkan.

”Misalnya, ada tanaman kacang-kacangan yang berfungsi mengikat nitrogen, tapi ada juga tanaman yang berfungsi mengalihkan serangga,” kata Sarah Adipayanti, educational program and children learning manager Kebun Kumara, kepada Jawa Pos.

Itu cuma salah satu nilai yang dipetik dari kebun yang berada di tepian Situ Gintung, Tangerang Selatan, tersebut. Ratusan meter persegi lahan dengan berbagai jenis tanaman itu juga medium untuk belajar tentang pemenuhan kebutuhan. Juga tentang bagaimana berbagi ilmu kepada yang membutuhkan.

Adalah Soraya Cassandra, Dhira Narayana, Alia Ramadhani, dan Rendria Arsyan yang mendirikan Kebun Kumara pada 2016. Mereka masih satu keluarga. Dhira dan Soraya suami istri, Alia adik Soraya, dan Rendria suami Alia.

Mereka sebelumnya sibuk dengan kegiatan masing-masing. Namun kemudian dipersatukan keresahan terhadap masyarakat urban yang katanya terdidik, tapi malah tidak tahu cara merawat alam. ”Selama ini kita katanya cinta sama alam, melakukan traveling, tetapi belum ada timbal balik merawat alam,” kata Ara.

Mereka lantas belajar ke Permakultur Jogjakarta. Di antaranya, tentang merawat alam dengan lebih berkelanjutan dan holistik.

Sekembali dari Jogjakarta, mereka mulai bergerak. Beberapa kegiatan awal-awal mereka adalah merawat alam, menanam aneka jenis tanaman, hingga membuat kebun kompos.

Setahun setelah berdiri, Kebun Kumara mulai membuka sejumlah kegiatan workshop. Salah satu ilmu yang didapat di permakultur yang kemudian mereka praktikkan adalah membagi area tanam menjadi beberapa zona.

Setiap zona memiliki fungsi yang berbeda-beda. Ada yang untuk pembibitan, pembuatan kompos, hutan pangan, dan tanaman lain yang perlu diperhatikan secara intensif. ”Zona 1 biasanya untuk tanaman yang sering dikunjungi dan perawatan intensif,” ujarnya.

Saat ini, kata Soraya atau yang akrab disapa Sandra, ada 14 orang yang bekerja di Kebun Kumara. ”Mereka bekerja lima hari dalam sepekan,” ucapnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X