Ruang Gerak Korporasi Terbatas

- Senin, 12 Juli 2021 | 13:11 WIB
Tutuk
Tutuk

Laju perbaikan ekonomi Kaltim yang relatif terbatas membuat kinerja korporasi kembali. Apalagi mayoritas korporasi di Bumi Etam bergerak di sektor komoditas yang sangat rentan terhadap gejolak ekonomi dunia.

 

SAMARINDA - Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kaltim Tutuk SH Cahyono mengatakan, pada awal tahun ini kinerja korporasi Kaltim tertahan ekspor ke India yang kembali terkontraksi. Sebenarnya harga komoditas sedang naik, namun penyebaran virus corona di negara tersebut membuat permintaan kembali turun.

“Kinerja korporasi yang tertahan turut menekan pembiayaan di sektor ini,” tuturnya, Minggu (11/7). Namun, Tutuk menyebut nilai dan pertumbuhan dari sisi dana pihak ketiga (DPK) korporasi sudah mulai menunjukkan perbaikan. Demikian pula risiko non-performing loan (NPL) pembiayaan korporasi yang lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. “Sayang, penyaluran pembiayaan mengalami kontraksi lebih dalam dibandingkan dengan triwulan sebelumnya,” sambungnya.

Peningkatan DPK korporasi bersumber dari peningkatan giro dan tabungan. Pada triwulan I 2021, DPK korporasi Kaltim tercatat sebesar Rp 18,5 triliun, tumbuh 16,26 persen (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 8,28 persen (yoy). Peningkatan DPK korporasi bersumber dari pertumbuhan giro yang meningkat dari 2,51 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 21,22 persen (yoy).

Selain itu peningkatan juga bersumber dari tabungan yang tumbuh sebesar 26,31 persen (yoy), lebih tinggi dari 8,28 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya. Menurut pangsanya, giro memiliki porsi paling banyak dalam DPK korporasi Kaltim, yakni sebesar 58,07 persen, diikuti dengan deposito sebesar 30,81 persen, dan tabungan sebesar 11,11 persen.

“Namun, kontraksi pertumbuhan penyaluran pembiayaan perbankan semakin dalam kepada korporasi di Kaltim pada triwulan I 2021. Terutama karena kontraksi pembiayaan kepada sektor pertambangan, namun diiringi perbaikan kualitas pembiayaan secara umum,” katanya.

Dia mengungkapkan, pertumbuhan penyaluran pembiayaan kepada debitur korporasi terkontraksi sebesar 8,60 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 4,97 persen (yoy). Lebih dalamnya kontraksi tersebut utamanya bersumber dari pembiayaan sektor pertambangan yang tercatat kontraksi 25,74 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 15,29 persen (yoy).

Sektor industri juga mengalami kontraksi sebesar 4,00 persen (yoy), turun dibandingkan triwulan lalu yang masih tercatat tumbuh positif sebesar 13,12 persen (yoy). “Menurunnya kinerja pembiayaan korporasi ini dibarengi dengan perbaikan kualitas pembiayaannya, sebagaimana tecermin dari menurunnya rasio NPL ke level 3,40 persen, dari 4,41 persen pada triwulan sebelumnya,” pungkasnya. (ctr/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X