Stok Kebutuhan Pokok di Kaltim Aman hingga Dua Bulan ke Depan

- Jumat, 9 Juli 2021 | 11:43 WIB
Bahan pokok yang datang di pelabuhan Samarinda.
Bahan pokok yang datang di pelabuhan Samarinda.

SAMARINDA – Adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat di Jawa-Bali dipastikan tidak berimbas kepada pasokan dan stok bahan pokok di Kaltim. Sebab, penyekatan pintu masuk di tiap daerah tidak termasuk distribusi kebutuhan pokok masyarakat.

Itulah yang diungkapkan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi (Disperindagkop) dan UKM, HM Yadi Robyan Noor. “Ada 19 bahan pokok dan stoknya saat ini aman untuk dua bulan ke depan, bahkan ada yang lebih. Jadi, masyarakat tidak perlu khawatir,” ujar pria yang biasa disapa Roby itu saat ditemui di kantornya, Jalan Basuki Rahmat Samarinda.

Diakui jika memang sebagian besar bahan pokok berasal dari daerah Jawa yang kini menerapkan PPKM darurat. Pemerintah mengatur kegiatan termasuk pusat perdagangan dan mal ditutup sementara untuk mencegah pertemuan orang dalam jumlah banyak di satu tempat.

“Tapi, tetap untuk toko kebutuhan pokok itu buka di sana. Seperti ritel di dalam mal,” kata Roby. Meski begitu, kebutuhan stok bahan pokok di Kaltim dijamin aman. Dia mengimbau agar masyarakat tak perlu panic buying. Apalagi terpicu video yang viral beredar, masyarakat berebut membeli barang di pusat grosir.

Samarinda juga kini menerapkan PPKM mikro mulai 3-20 Juli. Transaksi jual-beli baik di pasar modern atau tradisional tetap berjalan sebagaimana mestinya. Tentu dengan mematuhi imbauan protokol kesehatan.

Dia mengungkapkan jika ada empat bahan pokok utama. Pertama, beras yang dia jamin ketersediaan stok serta harga yang terjangkau. Begitu pula untuk daging sapi, gula, dan telur ayam. “Untuk beras itu kan terbagi dua, ada premium dan medium. Aman semua stoknya di gudang,” kata dia.

Antisipasi ketahanan bahan pokok juga dilakukan lewat sosialisasi dan edukasi. Sehingga, masyarakat tak impulsif membeli dalam jumlah banyak. “Memastikan stok ada, harga terjangkau jangan sampai mahal. Nanti enggak bisa dijangkau masyarakat yang menengah ke bawah. Jadi ya kalau di Kaltim ini kan dijaga juga agar tidak inflasi, dan tidak lebih dari 4 persen kenaikannya,” lanjutnya.

Dijelaskan pula jika sebaiknya tetap membeli sesuai kebutuhan. Tak perlu takut kehabisan. “Ketika misal ada yang beli banyak, takutnya masyarakat lain ikut juga (beli) karena merasa stok akan habis,” ungkapnya. (rdm/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X