PKT Targetkan IPO Kuartal II 2022, Incar Pendanaan Rp 35,9 Triliun

- Kamis, 8 Juli 2021 | 12:20 WIB
Pabrik PKT di Bontang. ilustrasi
Pabrik PKT di Bontang. ilustrasi

BALIKPAPAN - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) menargetkan bisa melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) pada kuartal II 2022. Keputusan untuk melantai di bursa ini bertujuan memenuhi kebutuhan pendanaan pembangunan pabrik baru di Bintuni, Papua Barat.

Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman mengatakan, Pupuk Kaltim akan melakukan pengembangan produksi amonia urea di Bintuni. Selain itu, di wilayah yang sama juga akan dikembangkan produksi metanol secara joint venture dengan Pupuk Indonesia sebagai mayoritas kepemilikan saham.

"Kami akan menggunakan pendanaan dari aksi korporasi anak usaha kami Pupuk Kaltim yang rencananya dilakukan pada kuartal II 2022," katanya dalam rapat dengar pendapat Komisi VI, belum lama ini.

Bakir menyebut progres pengembangan proyek tersebut cukup baik setelah pihaknya menandatangani nota kesepahaman dengan Genting Oil untuk jual beli gas bumi dari Blok Kasuri untuk pabrik amoniak-urea dan methanol di Papua Barat.

Adapun, volume pasokan gas tersebut berkisar 112,6 MMSCFD untuk pabrik amoniak-urea dan 109,3 MMSCFD untuk pabrik methanol. Sebelumnya, sinyal melantai di bursa juga disampaikan Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi mengingat kebutuhan investasi perseroan hingga USD 2,5 miliar atau setara Rp 35,9 triliun dalam lima tahun ke depan.

Rahmad pun mengatakan, untuk mengembangkan pabrik Bintuni perseroan setidaknya membutuhkan hingga USD 2 miliar dan sisanya untuk pengembangan pabrik perseroan di Bontang, Kaltim. Adapun untuk sumber dana, Rahmad menyebut senilai USD 500 juta bisa dicukupi dari kas perseroan. Sementara untuk USD 2 miliar ini yang masih dipertimbangkan mengingat jika bersumber dari utang dinilai akan sangat berisiko.

Manajer Senior Humas SKK Migas Kalsul Sebastian Julius mengatakan, proyek Pupuk Kaltim ini bakal menyerap produksi gas alam cukup besar. “Pihak Pupuk Kaltim di beberapa kesempatan sudah bertemu dengan kami untuk konsultasi masalah pasokan gas,” tuturnya.

Ia berharap, proyek tersebut bisa cepat terealisasi dan menjadi penyerapan gas domestik yang besar. Seperti yang diketahui, penyerapan gas domestik masih rendah. Mayoritas produksi gas di ekspor keluar. Pemanfaatan gas di Indonesia dinilai masih minim. (aji/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X