Mutu Karet Semakin Baik

- Senin, 5 Juli 2021 | 12:37 WIB
PERKEBUNAN: Wakil Bupati Edyanto Arkan saat meninjau lokasi pabrik pengelolaan karet di Kampung Mencimai, Kecamatan Barong Tongkok, Kubar, belum lama ini.
PERKEBUNAN: Wakil Bupati Edyanto Arkan saat meninjau lokasi pabrik pengelolaan karet di Kampung Mencimai, Kecamatan Barong Tongkok, Kubar, belum lama ini.

Provinsi Kaltim merupakan wilayah potensial untuk perkebunan karet dengan produksi 90 ribu ton pada 2018. Sekitar 39 persen produksi tersebut berasal dari Kabupaten Kubar, sehingga keberadaan pabrik pengolahan karet di daerah itu amat strategis.

 

SENDAWAR - Mayoritas warga Kutai Barat (Kubar) memang merupakan petani karet. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi karet Kubar meningkat beberapa tahun terakhir.

Setidaknya hal itu terlihat di 2016 sebanyak 30.669 ton. Naik pada 2017 menjadi 34.964 ton. Lalu pada 2018 produksi karet Kubar mencapai 35.306 ton.

Namun, jika melihat data penduduk miskin di Kubar, sebagian besar dari mereka adalah petani dan menggantungkan hidup pada perkebunan karet.

Sementara harga karet merosot. Sebab, selama ini karet hasil produksi petani di Kubar, penjualannya melalui tengkulak dan diangkut ke Samarinda dan Banjarmasin.

Dengan jarak angkutan yang cukup jauh membuat timbangan karet berkurang baru sampai di pabrik. Belum lagi tingginya biaya angkut dan biaya operasional, sehingga harga karet di tingkat petani rendah.

Pemkab Kubar menyadari keadaan tersebut, sehingga terus berupaya untuk menstabilkan harga jual karet tersebut. Baru-baru ini, Wakil Bupati (Wabup) Kubar Edyanto Arkan didampingi Kepala Dinas Pertanian Petrus, melakukan peninjauan ke PT Davco di Kampung Mencimai, Kecamatan Barong Tongkok.

Peninjauan itu terkait rencana pembangunan pabrik pengelolaan karet di Kubar. Wabup melihat langsung bertemunya mata rantai produksi yang berkaitan dengan kualitas dan harga komoditas karet.

“Kualitas yang diinginkan sudah hampir terpenuhi di mana K3 dari masyarakat sudah di atas 50 persen yang semula hanya 30 persen. Harga yang diberikan juga cukup baik sesuai dengan kualitas karet. Tertinggi Rp 10 ribu per kilogram, terendah Rp 4.500 per kilogramnya,” terangnya.

Melihat masih adanya hasil produksi karet 30 persen (kotor) dari petani, Wabup Edyanto Arkan meminta Dinas Pertanian untuk terus menyosialisasikan ke masyarakat agar produksi karet bersih. “Ini sangat berpengaruh dengan harga jual petani yang dibeli perusahaan pengelola karet,” jelasnya.

Ia juga mengimbau kepada seluruh petani karet untuk meningkatkan produktivitasnya agar mencapai 2.000 ton lebih setiap bulan. Sebab, sesuai keperluan PT Davco yang mencapai 600-700 ton setiap bulan.

Untuk diketahui, salah satu kecamatan pemasok karet terbanyak di Kubar adalah Sekolaq Darat. Produktivitas karet para petani Sekolaq Darat mencapai 200 ton setiap bulan.

“Jika dihitung keseluruhan produksi karet di Kubar baru 300 sampai 400 ton per bulan. Nah, ini setengahnya rata-rata dari Sekolaq Darat,” beber Direktur PT Davco Amerigon Abraam.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X