Peliput:
M Ridhuan
Nofiyatul Chalimah
Penggunaan GeNose C19 dinilai kurang efektif menekan persebaran virus Covid-19. Muncul rencana penghapusan alat deteksi tersebut.
VANESA Rosali kaget, hasil tes GeNose C19 yang dia bawa ditolak petugas validasi dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan, sesaat sebelum check-in. Alasannya, GeNose sudah tidak berlaku. “Aturan yang baru katanya GeNose hanya bisa dilakukan pada hari yang sama sebelum kita terbang,” kata warga Balikpapan itu, Kamis (1/7).
Dirinya pun terpaksa berjalan cepat. Dari lantai tiga terminal keberangkatan ke lantai dua, lokasi Posko Layanan GeNose C19. Setelah mendaftar dan menyerahkan biaya Rp 40 ribu, dirinya langsung melakukan tes GeNose di bilik yang disediakan. “Pesawat saya tujuan Jogjakarta, 15 menit lagi mau berangkat,” kata perempuan berkulit putih itu tampak berkeringat.
Vanesa menyebut mengetahui penggunaan GeNose untuk syarat terbang dari internet. Itu sebabnya, dua hari sebelum berangkat ke Jogjakarta dia melaksanakan GeNose di salah satu rumah sakit, tanpa tahu aturan. Meski begitu, dia tidak terlalu mengambil pusing. Lantaran biaya yang dikenakan terjangkau.
“Bagi saya GeNose ini sangat membantu. Selain murah juga cepat hasilnya,” tuturnya sambil meninggalkan awak media karena buru-buru kembali ke lantai tiga Terminal Keberangkatan Bandara SAMS Sepinggan.
Kaltim Post lalu bertemu Rendi Lambang Tri Sula, pelaksana lapangan Posko Layanan GeNose Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan. Kata dia, sejak dibuka 22 April lalu, dalam sehari posko bisa melayani rata-rata hingga 300 calon penumpang. Di mana calon penumpang bisa melakukan tes dengan dua metode pendaftaran. “Bisa lewat aplikasi (online) dan langsung datang,” ujar Rendi.
Khusus lewat aplikasi, calon penumpang harus mengisi formulir dan swafoto dengan menunjukkan KTP dan kode booking tiket pesawat. Pembayarannya dilakukan via transfer rekening bank. Sementara jika datang langsung, pembayarannya tunai di kasir. “Untuk prosedurnya akan diinformasikan kepada calon penumpang sebelum menjalani tes GeNose,” tuturnya.
Prosedur yang dimaksud adalah, penumpang dilarang makan 30-60 menit sebelum tes. Minum pun hanya dibolehkan air putih. Termasuk dilarang merokok. Tidak dianjurkan pula memakai parfum, hand sanitizer, balsam atau minyak yang beraroma menyengat. Hal ini, kata Rendi, karena alat berupa kantong GeNose sangat sensitif terhadap bau. “Ini penting diperhatikan. Karena jika prosedur tersebut tidak dijalankan, hasilnya kebanyakan positif (Covid-19). Ini yang kerap terjadi,” ujarnya.