BUKAN hanya banjir, tanah longsor menjadi ancaman serius ketika Kota Tepian diguyur hujan intensitas tinggi dengan durasi panjang. Setidaknya dari pemetaan BPBD Samarinda, ada sembilan titik longsor yang terjadi kemarin.
“Mungkin lebih kalau sama skala kecil, tapi yang kami pantau ini baru sembilan titik. Walaupun beberapa cuma nutup jalan, tapi membuat warga cemas juga itu,” imbuhnya.
Ifran mengatakan, longsor susulan di sembilan titik longsor bisa saja terjadi nantinya. Sebab, tanah pada daerah rawan longsor tidak bisa saling mengikat saat diguyur hujan. Selain itu, tanah masih terus bergerak.
Termasuk kawasan Perumahan Graha Indah menjadi kawasan rawan longsor susulan. Di mana terdapat dua titik longsor di permukiman tersebut. Longsor menutup akses jalan dan mengganggu aliran listrik dan telekomunikasi. Sebab, tiang penopang kabel terimbas.
“Itu tidak bisa dikerjakan manual, karena kalau kita bongkar yang atas bisa longsor lagi. Kami sudah koordinasi dengan PUPR untuk pembersihan, mungkin ketika hujan sudah tidak ada, hari panas baru bisa dibersihkan,” jelasnya.
Terkait longsor di Perumahan Graha Indah, Lurah Air Putih, Abdul Haris yang ditemui di lokasi longsor mengatakan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan PT PLN dan PT Telkom Indonesia. Sementara itu, beberapa rumah tidak dialiri listrik terlebih dahulu sampai nanti ada pemasangan tiang baru.
“Ini rawan longsor, saya sudah komunikasi dengan warga juga. Nanti kami juga akan gotong royong untuk menanam pohon keras, pohon tahunan di lereng ini,” terangnya
Bukan hanya menanam pohon tahunan di sepanjang lereng saja. Haris berencana mengajukan pembuatan turap dilereng tebing. Turap itu dimaksudkan agar nantinya dapat menahan tanah longsor.
“Itu nanti masih saya coba komunikasikan, kalau perlu coba saya komunikasikan ke Pak Wali Kota, karena memang rawan dan banyak keluhan juga,” kuncinya. (*/dad/kri/k8)