SAMARINDA- Masih saja ada warga yang memanipulasi hasil pemeriksaan Covid-19. Hal itu dikatakan Kepala Dinas Kominfo Kaltim, Muhammad Faisal yang mengutip keterangan dari Direktur RSUD AW Sjahranie, Samarinda, dr David Hariadi Masjhoer. Dikatakan dr David, ada kejadian seorang pasien masuk RSUD AW Sjahranie dengan kondisi sesak napas dan batuk. Pasien itu sudah menunjukan hasil laboratorium PCR negatif.
"Karena pasien cukup parah maka setelah dari UGD langsung dimasukan ke ruangan untuk diberikan perawatan lebih lanjut sesuai prosedur normal," kata Muhammad Faisal mengutip pernyataan dr David. Setelah di opname, beberapa saat kemudian di ricek melalui barcode Surat Hasil Lab tersebut. "Apa yang terjadi? Ternyata hasil lab PCR nya adalah positif," lanjut Faisal.
Selanjutnya, tentu saja protokol penanganan pasien tersebut berubah. Dikatakannya, hal ini sangat membahayakan tenaga kesehatan yang melayani. "Entah apa maksud pasien tersebut tapi memanipulasi data ini sangat membahayakan tenaga kesehatan di RS dan orang orang disekitarnya," ujarnya.
Lebih jauh dikatakannya, Ini jadi pembelajaran semua fasilitas kesehatan di Kaltim untuk melakukan cek dan ricek kembali hasil laboratorium sebelum penanganan pasien yang membawa surat dari luar dengan hasil negatif bukan diperiksa RS sendiri. "Ricek dari barcode yang ada sudah cukup akurat melihat hasil yang sebenarnya, pengalaman ini bisa saja nanti dibuat standart untuk hasil laboratorium wajib dilengkapi barcode. Kalau ini tidak bisa di ubah-ubah lagi oleh pasien atau siapa pun serta memudahkan melakukan ricek," ungkap Faisal.
Bahkan bukan tidak mungkin, karena membahayakan orang lain dan melakukan pemalsuan maka bisa saja ini dinaikan menjadi masalah hukum. "Ya bisa saja masuk ke ranah hukum," tutupnya. (pro)