SAMARINDA–Meski program vaksinasi telah berjalan, wabah Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) belum juga menurun di Benua Etam. Sebaliknya, angka kasus terkonfirmasi belakangan semakin meningkat.
Menyadur data Dinas Kesehatan (Diskes) Samarinda per 30 Juni, kasus terkonfirmasi tercatat sebanyak 14.185 kasus yang telah terjadi. Sebanyak 460 di antaranya masuk dalam perawatan.
Tak hanya di Kota Tepian, di daerah lain pun mengalami hal serupa. Terjadi lonjakan kasus. Over-kapasitas tempat tidur (BOR) di pusat karantina menjadi imbasnya. Untuk diketahui, sampai saat ini Pemkot Samarinda memiliki 14 pusat karantina (puskar) dengan total BOR 451, yakni Puskar Bapelkes, Puskar Lempake, Puskar Sungai Siring, Puskar Palaran, RS AW Sjahranie, RS IA Moeis, RS Hermina, RS Dirgahayu, RS Samarinda Medika Citra (SMC), RS Bakti Nugraha, RS Siaga, RS Darjat, RS Atma Husada.
Kepala Diskes Samarinda Ismed Kosasih mengatakan, jika BOR yang telah terisi sebanyak 262, atau sebanyak 58,09 persen dari jumlah yang ada. Di mana angka itu telah mendekati batas world health organization (WHO) sebesar 60 persen. Tak ingin kecolongan, Pemkot Samarinda melalui Diskes Samarinda mengambil langkah antisipasi. Seluruh pimpinan rumah sakit dan Puskar diajak duduk bersama. Mencari solusi terkait kapasitas yang mulai terisi. "Kami berusaha mengantisipasi lonjakan kasus, jika ada kenaikan semua (Puskar) kami akan siapkan (BOR) " ungkap Ismed, Rabu (30/6).
Selain berupaya menambah kapasitas faskes, langkah lain turut disiapkan. Sistem Informasi Rujukan Terintegrasi (Sisurete) menjadi opsi dalam menghadapi lonjakan kasus. Nantinya pasien akan diseleksi, apakah dapat melakukan isolasi mandiri atau tidak.
"Kami akan lebih selektif, yang mana pasien yang bisa dirawat di pusat karantina dan mana yang bisa jalani isolasi mandiri. Kemudian rumah sakit diminta untuk menambahkan kapasitas BOR," tegasnya. (*/dad/dra/k8)