BERLAGAK laiknya orang yang berkuasa dan merasa ditakuti banyak orang. Syahruji disebut-sebut sebagai preman kampung di sekitar Kelurahan Rapak Dalam, Kecamatan Loa Janan Ilir. Mengancam dan menodong senjata tajam bukan pertama dia lakukan, warga yang membuka usaha kerap jadi sasaran pemuda tersebut.
Setiap mampir ke rumah makan atau toko, dia kerap mengeluarkan senjata tajam jenis badik yang selalu terselip di pinggang. Seperti kelakuannya di rumah makan cepat saji, di Jalan KH Harun Nafsi.
Pemuda 29 tahun itu mengamuk ketika ditagih uang makan. Perabot rumah makan dihancurkan. Tak sampai di situ, salah satu pegawai sempat dikejar sembari menggenggam badik di tangannya. "Memang sudah sering makan enggak bayar, pas ditagih marah. Pegawai yang tagih itu dilempar ayam goreng dan dikejar. Walau sudah sempat tenang, sejam kemudian kembali lagi, nyerang pegawai warung itu dan membanting handphone pegawai tersebut," ungkap Kanit Reskrim Polsek Samarinda Seberang Iptu Dedi Septriadi.
Warga yang sudah gerah dengan perilaku Syahruji, akhirnya mengadukan ke Polsek Samarinda Seberang. Tak butuh waktu lama, berselang dua jam, pemuda yang juga bermukim di Kecamatan Loa Janan Ilir itu diringkus polisi. Melihat aparat berseragam cokelat, nyali preman kampung itu seketika luntur. Hanya pasrah mengikuti perintah polisi.
"Ibaratnya preman kampung lah. Informasi dari Pak RT kalau beli di warung selalu enggak bayar, dan meresahkan, jadi diamankan. Itu juga sesuai perintah Kapolri melalui surat telegram bernomor ST/1251/VI/HUK.7.1/2021 untuk menindak aksi premanisme dan pungutan liar yang menimbulkan keresahan," pungkasnya. (*/dad/dra/k8)