Manfaatkan Bonus Demografi, Ditjen Dikti Minta Mahasiswa Unmul Bekerja Keras

- Kamis, 1 Juli 2021 | 16:55 WIB
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Prof Ir Nizam dan Rektor Unmul Masdjaya.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Prof Ir Nizam dan Rektor Unmul Masdjaya.

SAMARINDA - Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Prof Ir Nizam menghimbau mahasiswa Universitas Mulawarman agar berlari dan bekerja keras dalam menghadapi era bonus demografi yang dimiliki Indonesia ke depan.

Bonus demografi ini jangan sampai terlewatkan. Jika tidak, Indonesia akan bernasib dengan negara-negara di Afrika dan Amerika Latin yang gagal membangun Sumber Daya Manusia (SDM) di negerinya.

"Negara yang baru berhasil manfaatkan bonus demografi adalah Korea Selatan. Perusahaan seperti Hyundai mampu mengalahkan Honda dari Jepang dan Samsung mengalahkan Sony. Sampai budaya seperti K-Pop dinyanyikan anak muda Indonesia. Kita yang miliki lagu daerah malah sudah jarang dinyanyikan," kata Prof Nizam dalam sambutannya peluncuran program merdeka belajar bersama Industri Kreatif UMKM, Rabu (30/7/2021).

-

Peluncuran program Merdeka belajar ini juga dirangkai dengan pembinaan UMKM oleh LP2M Unmul dan Pemerintah Kota Samarinda yang dilaksanakan Gedung Unmul Hub.

Bagi Prof Ir Nizam, tak ada pilihan lain saat ini, agar para mahasiswa yang notebene elit bangsa untuk mengubah Indonesia menjadi negara yang maju bersama Cina, Korea Selatan dan Jepang.

"Mahasiswa adalah elit bangsa, karena hanya 11 persen generasi muda yang memiliki pendidikan tinggi. Sedangkan, 50 persen lulusan Sekolah Dasar (SD), 10 sampai 20 persen lulusan SMP dan sisanya lulusan SMA. Jadi nasib bangsa ditangan mahasiswa," kata Prof Ir Nizam.

Apalagi, saat ini abad 21 ini masa depan ada di negara-negara benua Asia yang telah menguasai 50 persen ekonomi dunia.

Untuk itu, Indonesia kini didorong agar segera menciptakan SDM yang handal dan unggul melalui perguruan tinggi. Dan perlunya dukungan partisipasi masyarakat yang sebagai pembayar pajak.

"Pandemi COVID-19, pemerintah berusaha pendidikan tetap berjalan. Saya memberi ilustrasi pemberian pulsa bagi adik-adik kita dari SD sampai perguruan tinggi, pemerintah harus keluar Rp 7 triliun. Ini pengorbanan juga dari masyarakat sebagai pembayar pajak," kata Prof Ir Nizam.

Adapun, ekonomi Indonesia kini tertekan karena pandemi COVID-19, maka mahasiswa mesti memahami beban ditanggung pemerintah agar dunia pendidikan tidak bergantung dari anggaran bersumber pajak. Tetapi, saatnya gotong royong.

"Banyak orang tua kini kehilangan pekerjaan dan pasar-pasar tidak bergerak di masa pandemi. Maka, saatnya kita bergotong royong, kemampuan berdikari kemampuan entrepreneurship. Insya Allah kita bisa," ujar Prof Ir Nizam.

Prof Ir Nizam juga mengajak mahasiswa manfaatkan secara optimal gedung-gedung mewah Universitas Mulawarman hasil dari investasi berbagai pihak pemerintah dan swasta.

"Ingat masyarakat yang tidak bisa mengenyam pendidikan tinggi, ingat masyarakat yang tidak bisa menikmati pendidikan SMA. Perlu kita syukuri semua ini dengan cara bekerja keras. Dengan semangat membangun secara mandiri untuk menjadi entrepreneur muda," kata Nizam.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X