Telusuri Mutasi Covid-19, Diskes Kaltim Kirim 393 Sampel ke Jakarta

- Selasa, 29 Juni 2021 | 10:59 WIB
Padilah Mante Runa
Padilah Mante Runa

Prioritas petugas medis saat ini adalah memastikan masyarakat sudah divaksin dan seluruh rumah sakit mampu menangani pasien Covid-19 dengan baik.

 

BALIKPAPAN-Angka kasus baru Covid-19 di Kaltim terus meningkat pekan terakhir Juni ini. Dari sebelumnya penambahan kasus di angka 100 per hari, lalu naik 300, maka dalam dua hari ini, melonjak di atas 400 kasus baru per hari. Penambahan signifikan ini patut diwaspadai seluruh pihak. Walaupun, Dinas Kesehatan belum mengonfirmasi efek varian baru Covid-19 di balik peningkatan kasus yang drastis.

Diketahui, virus corona varian Delta atau SARS-CoV.2 B.1.617.2 merupakan mutasi dari Covid-19 yang selama ini mewabah (SARS-CoV.2 B.1.617). Virus ini pertama kali terdeteksi di India pada akhir 2020. Kemudian secara resmi dinamakan varian Delta oleh World Health Organization (WHO) pada 31 Mei 2021. Selanjutnya, dikategorikan sebagai Variant of Concern (VOC). Saat ini ada empat VOC. Yaitu Alpha (B.1.1.7), Beta (B.1.351), Gamma (P.1) dan yang terbaru adalah Delta (B.1.617.2). Varian Delta yang termasuk dalam VOC ini memiliki tingkat infeksi yang cenderung lebih tinggi.

Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kaltim Padilah Mante Runa menerangkan, untuk memastikan varian baru virus corona telah masuk ke Kaltim, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) dari Balitbangkes Kementerian Kesehatan (Kemenkes). WGS merupakan suatu pemeriksaan untuk melihat varian baru dari Covid-19 yang diambil melalui sampel swab dari orang yang dinyatakan positif Covid-19. “Walaupun demikian, kami tetap waspada terkait peningkatan kasus yang terjadi sekarang,” katanya kepada Kaltim Post, Minggu (27/6).

Mantan direktur RSJD Atma Husada Samarinda ini melanjutkan, varian baru Covid-19 ini tentunya harus memenuhi kriteria. Yakni cycle threshold (CT) value virus lebih dari 30 persen. CT value adalah indikator yang dapat menunjukkan banyaknya muatan virus dari sampel yang diambil dari seorang pasien Covid-19. Kemudian, pasien yang sudah pernah menjalani vaksinasi, namun tertular Covid-19. Selain itu, cara penyebaran virus yang cepat. Hingga kemarin, sebanyak 393 sampel dari Kaltim telah dikirim ke Balitbangkes Kemenkes untuk menjalani pemeriksaan WGS.

Sampel terbanyak dikirim dari Laboratorium Kesehatan Provinsi (Labkesprov) Kaltim. Yakni 163 sampel. Disusul dari RSUD Abdul Wahab Sjahranie sebanyak 116 sampel, dan sisanya masing-masing di bawah 30 sampel yang diambil dari rumah sakit milik pemerintah dan swasta di Kaltim. (selengkapnya lihat grafis). “Kita tunggu saja hasilnya dari Balitbangkes. Karena hanya Balitbangkes, yang bisa melakukan pemeriksaannya,” ungkapnya.

Terpisah, Sekretaris IDI Kaltim dr Swandari Paramita menerangkan, pihaknya tidak terlalu memperdulikan apabila varian Covid-19 sudah masuk ke Kaltim atau tidak. Karena pola pencegahannya yang dilakukan tetap sama. Pun demikian dengan pengobatan terhadap pasien yang terpapar Covid-19 dengan varian apapun. “Ini hanya masalah, variannya lebih menular atau tidak. Kami lebih memilih solutif saja. Apapun variannya, protokolnya tetap sama, 5 M,” katanya.

Protokol kesehatan 5 M yang dimaksud adalah mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Dengan demikian, perempuan berkerudung ini menyampaikan, apapun varian dari Covid-19, pasien dengan gejala sedang maupun berat, tetap akan menjalani perawatan dalam kondisi tertentu. “Yang punya comorbid (penyakit penyerta) bakal lebih berat sakitnya. Yang belum divaksin, juga akan lebih berat. Makanya kembali lagi, kalau 5 M-nya enggak jalan, mau itu varian apapun, pas pada orang yang rentan, juga akan masuk rumah sakit juga,” terangnya.

Apalagi, lanjut Paramita, pekerjaan Kemenkes saat ini sudah cukup banyak. Tidak hanya mengurusi pemeriksaan sampel varian baru yang dikirimkan dari berbagai daerah di Indonesia. Di mana, pemeriksaan sampel Covid-19 varian baru itu, dikerjakan oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan beberapa laboratorium Kemenkes. Dengan demikian, skala prioritas Kemenkes saat ini adalah memastikan masyarakat sudah menjalani vaksinasi. Dan memastikan seluruh rumah sakit mampu menangani pasien Covid-19.

 “Kalau cuma mau mengecek varian baru, itu cuma skala prioritas ke sekian. Mau ketemu atau tidak, ujungnya kita harus cari solusinya. Di saat kasusnya meningkat seperti sekarang ini,” jelas dia. Walau begitu, secara diplomatis dirinya masih belum bisa memastikan varian baru Covid-19 sudah menyebar di Kaltim atau tidak. Karena masih menunggu hasil pemeriksaan sampel yang dikirim secara acak ke Kemenkes. Apalagi, untuk menentukan adanya varian baru, memerlukan proses pemeriksaan yang panjang. Di mana, satu virus harus diurai satu per satu.

Paramita menyebut, pemeriksaan seperti manik-manik yang diurai satu per satu untuk memeriksa bijinya. Jikalau ada perubahan, barulah bisa disebut sebagai varian baru.

“Bisa jadi sudah ada di Kaltim. Tapi masih belum dipastikan. Karena untuk mengurai manik-manik, satu per satu. Kami punya alatnya di Unmul (Universitas Mulawarman). Tapi, tidak standar Kemenkes. Dan bayangkan, mereka (Kemenkes) mengecek seluruh sampai se-Indonesia,” ungkapnya.

Sehingga tindakan yang bisa dilakukan saat ini adalah dengan terus melakukan vaksinasi tetap berjalan dengan lancar. Kemudian masyarakat tetap diminta untuk melaksanakan protokol pencegahan Covid-19. “Contohnya di Jakarta, para ahli sudah bilang, seluruh varian ketemu di Jakarta. Ya, karena kasusnya banyak. Pasti effort-nya (upaya) Kemenkes fokus mengecek sampel dari Jakarta dulu. Anggapnya sekasar-kasarnya, seluruh varian sudah ada di Indonesia. Belum ketahuan aja,” jabar dia.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X