Pemprov Kaltim bakal fokus menawarkan investasi di kawasan yang ditunjuk sebagai lokasi ibu kota negara (IKN) baru di Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara.
BALIKPAPAN – Rencana ini tertuang dalam Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM) 2021. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim Puguh Harjanto menyampaikan, pihaknya terus berkoordinasi dengan OPD terkait untuk menyusun RUPM tersebut. “Untuk tingkat provinsi dan kabupaten/kota di tahun ini ada revisi,” ujarnya, Jumat (25/6).
Dia mengungkapkan, terdapat beberapa faktor yang menjadi acuan hingga dilakukan revisi tersebut. Antara lain, kondisi pandemi yang melanda seluruh dunia dan beberapa sektor usaha yang bergeser peluangnya dalam investasi.
Selanjutnya, terdapat penyesuaian program kerja oleh beberapa kepala daerah tingkat kabupaten/kota, mengingat beberapa kepala daerah baru saja dilantik pada 2021. Sehingga, perlu penyelarasan program kerja untuk mencapai tujuan di tingkat provinsi. “Harapan kita sih bisa maksimal tahun ini. Selain itu, kami sedang fokus melakukan pembahasan terkait investasi dari berbagai sektor di IKN yang dilakukan dengan dua pendekatan,” terangnya.
Pertama, pendekatan sektoral oleh dinas-dinas teknis dan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda). Kedua, pendekatan kawasan ekonomi dan kawasan industri. “Hasilnya akan dilihat dalam dua hingga tiga minggu ke depan,” imbuhnya.
Puguh memaparkan hasilnya akan dikerjasamakan dengan konsultan dengan dukungan dari beberapa pihak lain seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Bank Indonesia, dan para stakeholder lainnya.
Sepanjang 2020 tercatat, realisasi investasi baik penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA) di Kaltim sukses menembus angka Rp 31,38 triliun atau 147 persen. Investasi lainnya datang dari PMA sebesar Rp 0,93 triliun atau 11,32 persen dari realisasi investasi triwulan IV.
Balikpapan menjadi lokasi investasi PMDN tertinggi pada triwulan IV dengan Rp 4,29 triliun atau berkontribusi sebesar 58,7 persen, disusul Kutai Kartanegara Rp 608,39 miliar (8,3 persen) dan Kutai Barat Rp 516,03 (miliar 7 persen). Ini tiga besar investasi PMDN di Kaltim untuk triwulan IV 2020.
Investasi PMDN ke Kaltim pada triwulan IV 2020 didominasi industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi Rp 4,52 triliun atau 61,9 persen dari seluruh investasi dari PMDN. Berikutnya tanaman pangan, perkebunan dan peternakan Rp 1,01 triliun (13,8 persen). Adapun Investasi PMDN di tiga besar triwulan IV adalah pertambangan. Nilainya mencapai Rp 816,57 miliar atau 11,1 persen.
Pada periode yang sama, realisasi investasi dari PMA sebesar Rp 931,33 miliar. PMA tertinggi berada di Kutai Timur dengan nilai investasi USD 24,7 juta atau setara Rp 356,24 miliar berkontribusi sebesar 38,2 persen terhadap seluruh investasi PMA di Kaltim. (aji/ndu/k15)