PENAJAM - Aksi mogok kader posyandu Desa Gunung Intan, Kecamatan Babulu, Penajam Paser Utara (PPU) sejak usai Lebaran jadi perhatian Wakil Bupati (Wabup) PPU Hamdam. Ia berjanji segera menemui Kepala Desa Gunung Intan Ismail Hasan untuk mendengar keterangannya berkaitan penyebab aksi mogok tersebut.
“Miris mendengarnya ada puluhan bayi tidak terlayani kesehatannya. Sehari dua hari ini saya datang ke Gunung Intan untuk mengonfirmasikan ke kades dan kader posyandu. Keduanya harus didengarkan keterangannya,” kata Hamdam, kemarin.
Sebenarnya, kata dia, dirinya menunggu laporan dari Inspektorat PPU yang telah ditugaskan menangani persoalan keuangan pemerintahan desa Gunung Intan. “Iya, saya menunggu laporan dari Inspektorat seperti apa hasilnya setelah mengecek kesana,” ujarnya.
Kembali kepada puluhan bayi, Hamdam mengatakan itu jadi tanggung jawab bersama, terutama pemerintahan desa setempat. “Bayi itu masa depan bangsa. Kita harus perhatikan kesehatannya. Jangan sampai terjadi stunting, kurang gizi,” katanya.
Bayi di desa itu berjumlah 59 orang. Terdiri dari 2 bayi, 29 bayi tiga tahun (batita), 28 bayi lima tahun (balita), dan tidak terlayani posyandu sejak Lebaran hingga kini. Posyandu Maju, Posyandu Beringin, Posyandu Jantung Sehat, dan Posyandu Mawar melakukan mogok secara bertahap.
Kader Posyandu Mawar, Gunung Intan, Babulu, PPU, Sumiati mengatakan, semua kader posyandu di desa dengan berat hati mogok sejak selesai Lebaran sampai hak insentif dibayarkan oleh pemdes. Ia mendesak pemdes agar insentif kader segera dituntaskan 2020 itu, dan selanjutnya untuk 2021.
“Memang saya pribadi merasa aneh. Kader itu ndak seberapa banyaknya per bulan Rp 200 ribu. Tugas yang dikerjakan banyak sekali mulai pendataan ibu hamil, ibu menyusui dan sebagainya. Itu, pertahun ada uang pemberian makanan tambahan (PMT) tahun 2020 tidak keluar terus masalah insentif kader ndak disalurkan haknya kader Gunung Intan ini kurang semangat,” kata Sumiati
Dinas Kesehatan PPU melalui Puskesmas Gunung Intan membuka layanan untuk bayi agar tetap mendapatkan layanan kesehatan. Namun hanya berupa imunisasi. “Kami tidak bisa intervensi kalau soal insentif kader posyandu. Itu tergantung keberpihakan pemerintahan desa saja,”kata Kepala Dinas Kesehatan PPU Jansje Grace Makisurat.
Menurutnya, dari puskesmas hanya bisa melaksanakan imunisasi, tapi warga yang harus datang ke puskesmas. Sementara itu, dalam beberapa kesempatan Kades Gunung Intan Ismail Hasan kepada koran ini menjelaskan, untuk insentif kader posyandu memang belum cair.(ari/kri)