SAMARINDA–Budaya gotong royong terus digaungkan pemkot dalam agenda penghijauan di bawah kaki Jembatan Mahakam IV. Menargetkan 300 ribu polybag berisi tanaman hias aneka jenis, seluruh pegawai di lingkungan Pemkot Samarinda berstatus aparatur sipil negara (ASN), dan pegawai tidak tetap bulanan (PTTB) diminta menyerahkan tanaman yang jumlahnya sudah ditentukan berdasarkan golongan kepegawaian, dari dua untuk PTTB hingga 150 buah untuk pejabat Eselon II A, atau sekretaris kota (sekkot).
Kepala DLH Samarinda Nurrahmani menerangkan, ide penghijauan itu tercetus saat Wali Kota Samarinda Andi Harun bersepeda bersama beberapa pejabat, Sabtu (22/5) lalu. Saat itu, tampilan kaki jembatan kumuh dan tidak terawat. AH, sapaan akrab Andi Harun, meminta agar dilakukan penghijauan yang melibatkan SDM lingkup pemkot. "Dalam rangka menyambut Samarinda sebagai tuan rumah raker wilayah (rakerwil) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi), sekitar Oktober–November mendatang," ucapnya, Rabu (23/6).
Menindaklanjuti arahan itu, pihaknya langsung menyusun perencanaan untuk menentukan jenis tanaman yang diperlukan. Selanjutnya, ditindaklanjuti surat edaran (SE) Wali Kota untuk sumbangan tanaman hias. "Terdapat sembilan segmen di Samarinda Seberang, dan tujuh segmen di Kecamatan Sungai Kunjang. Total kebutuhan sebetulnya sekitar 400 ribu polybag, tetapi untuk pegawai targetnya hanya 300 ribu. Ada rencana pemerintah pusat melalui instansi teknis menyumbangkan 150 ribu polybag," ucapnya, Rabu (23/6).
Selain sumbangan dari pegawai, pelaku usaha dan perbankan dilibatkan dalam aksi gotong royong, dengan menyumbang bisa memenuhi kuota. Yama, sapaan akrab Nurrahmani, menyebut atas aksi itu ada potensi penghematan anggaran sekitar Rp 1,4 miliar. "Itu besar sekali, karena memang pembangunan taman di kolong jembatan tidak diprogramkan tahun ini. Dengan aksi gotong royong, kami sudah menyiapkan tim untuk penanaman dan perawatan jangka panjang," ujarnya.
Dia menambahkan, seluruh pegawai diharapkan menyerahkan tanaman hias ke kantor DLH Samarinda dalam rentan waktu 10 Juni hingga 10 Juli mendatang, yang nantinya tim DLH dilakukan penanaman. Namun, banyak dinamika yang terjadi, misalnya ketika persiapan lahan di sisi kecamatan Sungai Kunjang atau depan Polresta Samarinda, beberapa pipa saluran pembuangan air jembatan mengalami kerusakan.
Sehingga, pekerjaan tertunda, menunggu perbaikan dari tim dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) yang berkoordinasi dengan Dinas PUPR dan Pera Kaltim karena jembatan masih berstatus milik pemprov Kaltim.
"Selain itu, jenis tanaman hias sudah ditentukan sebanyak 20 jenis dengan ukuran tertentu. Tetapi karena beberapa pegawai memercayakan ke pedagang, tidak sedikit tanaman yang diterima tidak sesuai, sehingga dikembalikan," ucapnya. (dns/dra/k8)