UMKM Dituntut Jangkau Pasar Ekspor

- Rabu, 23 Juni 2021 | 10:20 WIB

Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kaltim terus mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal untuk terus memperluas pasarnya. Tak hanya sampai nasional, tapi harus mampu menjangkau pasar luar negeri.

 

BALIKPAPAN - Kepala KPw BI Kaltim Tutuk SH Cahyono mengatakan, pasar ekspor masih terbuka lebar bagi UMKM. Apalagi di tengah slow down-nya kondisi ekonomi domestik. “Pasar ekspor ini masih luas. Kondisi pasar domestik masih belum bagus, terlihat dari kredit yang terkontraksi. Sementara kondisi global mulai membaik. Ada bagusnya kita melihat pasar itu,” ucapnya saat webinar Transkon Jaya, Senin (21/6).

Tutuk menjelaskan, sebagian besar UMKM di Kaltim berada pada level dua dan masih terbatas akses pembiayaan dari pihak lain. Pasar utama produk UMKM masih lingkup kabupaten/kota dan provinsi. Dari penelitian yang dilakukan, kendala utamanya adalah pemasaran (36,7 persen) dan modal (21,5 persen).

“Untuk itu, kami (Bank Indonesia) mendorong, UMKM di Kaltim ini bisa naik kelas. Paling tidak kami bisa membantu berkembang dan bisa ekspor,” bebernya. Namun, untuk naik kelas diperlukan beberapa upaya. Mulai dari pengembangan korporatisasi (penguatan kelembagaan), kapasitas (usaha dan SDM), perluasan akses pasar (digitalisasi) serta akses pembiayaan (bank, fintech dan lainnya).

Bahkan, dari pemetaan yang didapat dari 53 UMKM sebagai sampling, baru satu UMKM yang berpotensi ekspor. “Kami membagi jadi empat level. Dari 53 UMKM tersebut, mayoritas berada di level dua, sebesar 72 persen. Yang sampai level empat hanya satu saja,” bebernya.

Kendati demikian, dari 53 UMKM tersebut, BI telah memberikan beberapa program agar mereka bisa naik kelas. “Program BI Kaltim mewujudkan UMKM naik kelas dengan mengacu kepada empat level pengembangan UMKM,” tuturnya.

Program tersebut mulai dari mewujudkan UMKM 4.0. Program ini mencakup beberapa aspek, seperti pembayaran, pemasaran, akses keuangan serta literasi atau kemampuan digital. UMKM 4.0 merupakan sinergi dari berbagai pihak terkait.

Kemudian Export Coaching Program. Yakni program lanjutan dari kelas Bagaimana Memulai Ekspor dan Prosedur Ekspor bekerja sama dengan Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) Kementerian Perdagangan RI yang memiliki tujuan menciptakan ekosistem yang kondusif bagi UMKM di Kaltim agar mampu menjadi UMKM ekspor.

“Kegiatan ini merupakan sinergi antara KPw-BI Kaltim, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat dalam hal ini melalui PPEI untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi Kaltim inklusif dan berkelanjutan melalui penguatan UMKM,” ujarnya.

Tutuk menyampaikan, BI Kaltim bersama dengan PPEI Kemendag serta OPD terkait di Kaltim melaksanakan pelatihan ekspor untuk 30 UMKM terpilih di Kaltim. Ke-30 UMKM terpilih dari ratusan UMKM pendaftar dan telah melalui seleksi ketat dan survei kelayakan yang dilakukan langsung oleh asesor dari PPEI Kemendag dan BI Kaltim.

“UMKM terpilih mendapatkan pendampingan sampai akhir 2021 dan diharapkan mampu melakukan ekspor perdana. Pendampingan terdiri dari delapan tahapan dari Juni-Desember 2021. Pendampingan bertujuan meningkatkan kualitas produk, perbaikan manajemen produksi, meningkatkan daya saing produk, serta pengembangan tim ekspor usaha,” tutupnya. (aji/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB
X