Masuk Sekolah Favorit

- Rabu, 23 Juni 2021 | 09:36 WIB
Ismet Rifani
Ismet Rifani

CATATAN

Ismet Rifani

Redaktur Kaltim Post

 

 

DULU jalan pintas masuk sekolah favorit harus kenal dekat pejabat, kepsek, atau guru. Kini tinggallah dekat dengan sekolah. Kalau perlu bangun rumah di sampingnya.

Emak-emak demo ke Kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Balikpapan. Anak mereka gagal masuk sekolah favorit. Bukan kalah nilai. Gara-gara rumah mereka kurang dekat dengan sekolah. Sistem zonasi murni pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ini memberi angin surga bagi pendaftar yang berdomisili lebih dekat dengan sekolah favorit. Meski seandainya nilai matematika 4, IPA 4, dan bahasa Indonesia 5,5.

Gara-gara demo para emak itu, memori lebih 30 tahun lalu muncul kembali. Saat lulus SD, saya mendaftar di SMP 1 Balikpapan. Saat itu ada kebijakan, tiga besar lulusan SD bisa masuk ke SMP negeri mana saja, tanpa tes. Saya, boleh nyombong dikit, masuk kategori ini. Saya bahkan masih ingat, nomor pendaftaran saat itu 0565.

Hari pertama tes, dimulai pukul 07.15 Wita. Saya datang sedikit terlambat. Pukul 08.45 Wita! Saya ketiduran. Masuk gerbang sekolah yang bentuknya tak berubah sampai sekarang, guru piket kala itu memandangi saya dengan pandangan menakar-nakar. Saya belum sempat bicara ia langsung nyerocos, peserta tes yang terlambat tak bakal lulus.

Saya sempat ciut. Tapi saya membawa bekal kartu sakti dari SD asal. “Oh siswa berprestasi, langsung kumpul di aula”. Nada suaranya ikut berubah.

Aula kala itu seingat saya tak ada kursi. Ada lebih 100 anak berpakaian putih merah seperti saya. Setelah mengisi daftar hadir saya berjalan ke dekat lonceng. Ada siswa perempuan dekat situ. Aha, saya kenal dia. Sebab dia sempat mempermalukan saya.

Ya, anak itu bersama dua temannya dari SD di Balikpapan Barat mengalahkan saya pada cerdas cermat tingkat SD yang diselenggarakan dan disiarkan TVRI Balikpapan. Belum ada RCTI, TVOne apalagi HBO, kala itu. TVRI adalah raja, tayang sejak sore hingga tengah malam. Hanya Minggu tayang sejak pagi dengan film andalan Unyil.

Sumpah, saya tak ingat namanya, tapi ingat betapa manis senyumnya. Ada lesung pipi yang dalam di kedua pipinya. Mirip Bulan Sutena. Itu tuh artis muda yang lagi naik daun.

Dua tahun lalu ada reuni angkatan. Saya jumpa lagi dengannya. Masih manis. Bahkan seperti anggur. Makin tua makin manis. Tapi yang saya heran, dia mengaku single. Dan bukan janda.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X