Sistem Zonasi Dikeluhkan, Masalah Klasik PPDB, dari Kuota hingga Tata Cara Pendaftaran

- Selasa, 22 Juni 2021 | 10:29 WIB
BANYAK DIKELUHKAN: Pendaftaran peserta didik baru setiap tahun selalu menemui kendala, salah satunya zonasi yang paling sering dikeluhkan orangtua murid.
BANYAK DIKELUHKAN: Pendaftaran peserta didik baru setiap tahun selalu menemui kendala, salah satunya zonasi yang paling sering dikeluhkan orangtua murid.

Penerimaan peserta didik baru (PPDB) menggunakan sistem zonasi berjalan sejak 2018. Namun, selama proses penerimaan peserta didik baru, terdapat kendala yang dihadapi.

 

SAMARINDASistem yang diberlakukan dengan Peraturan Mendikbud Nomor 51/2018 bertujuan baik. Ingin menghapus pandangan sekolah favorit dan non-favorit, serta menyetarakan seluruh sekolah.

Namun, berjalannya sistem zonasi kerap diiringi keluhan orangtua murid. Beberapa siswa harus susah payah mencari sekolah. Biasanya karena kuota di sekolah terdekat sudah terpenuhi.

Untuk diketahui, tahun ajaran 2021 pendaftaran tingkat sekolah dasar (SD) telah selesai dilakukan. Pengumuman juga telah dilakukan kemarin (21/6). Untuk jenjang sekolah menengah pertama (SMP) jalur afirmasi, perpindahan tugas dan prestasi berlangsung 17–19 Juni lalu, sedangkan sistem zonasi dimulai mulai 23–26 Juni.

Terkait masalah PPDB, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Samarinda Asli Nuryadin mengatakan kurang pahamnya cara mendaftarkan dengan sistem online dan pemilihan sekolah, menjadi permasalahan yang kerap dihadapi. Masalah jaringan juga menjadi kendala lainnya yang kerap dihadapi. "Kendala pasti ada. Masalah klasik aja, misalnya ada orangtua yang enggak paham, itu dibantu di sekolah. Ada juga masalah yang daftar di dua sekolah, padahal itu enggak bisa, datanya jadi dobel," jelasnya.

Sedangkan masalah server, Asli memastikan untuk PPDB tahun ini tidak akan terjadi crash. Hal itu telah dibuktikan PPDB jenjang SD. "Alhamdulillah, yang SD sudah berjalan, tapi biasanya semakin pendaftaran jenjang ke atas semakin banyak juga masalahnya," imbuh dia.

Jumlah kuota di sekolah dengan jumlah pendaftar masalah lainnya di jenjang pendidikan SMP hingga SMA. Sebab, jumlah penduduk di beberapa sekolah negeri jauh lebih banyak dari kapasitas sekolah. "Karena jumlah sekolah negeri sedikit kan, kalau SD ada 163, tapi SMP cuma 48," terang Asli. Masalah kurangnya kapasitas sekolah pun sebenarnya telah dialami PPDB 2020 lalu. Saat itu, 35 murid tak diterima SMP 20 Samarinda. Sedangkan, SMP 20 saat itu hanya sekolah jenjang SMP satu-satunya di Kelurahan Bukuan, Kecamatan Palaran.

"Nah untuk masalah yang kemarin (tahun lalu) itu kan solusinya kami buka sekolah SMP terbuka, karena kalau dibangunkan sekolah juga mubazir, nanti proses belajarnya dari sekolah induk di SMP 8. Tahun ini dibuka juga pendaftaran SMP terbuka untuk mengatasi permasalahan itu," kuncinya. (*/dad/dra/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X