Keluarga Indonesia, Antara Stunting dan Obesitas

- Selasa, 22 Juni 2021 | 09:18 WIB

dr. Siti Nuriyatus Zahrah. MKM

Kepala Bidang Penyuluhan & Penggerakan DPPKB Samarinda
Ketua Majelis Kesehatan Pimpinan Wilayah Aisyiyah Kaltim


Harta yang paling berharga adalah keluarga
Istana yang paling indah adalah keluarga
Puisi yàng paling bermakna adalah keluarga
Mutiara tiada tara adalah keluarga

Penggalan bait soundtrack sinetron Keluarga Cemara yang diperankan oleh artis Novia Kolopaking dan Adi Kurdi puluhan tahun silam mengingatkan kepada kita betapa pentingnya keluarga sebagai media tumbuh kembang fisik, mental dan sosial para anggotanya. Narasi tentang pentingnya posisi keluarga selalu digaungkan karena keluarga adalah muara terbentuknya harmoni dalam menjalankan fungsi kehidupan sebagai khalifah di bumi ini. Doktrin Islam tentang ekosistem keluarga terpapar sangat jelas dalam Al Qur'an di surat At Tahrim 6. "Jagalah diri dan keluargamu dari api neraka". Betapa tinggi posisi keluarga dalam kehidupan antara makhluk dan khalik ini. Jika ingin selamat di dunia dan akhirat maka selamatkan keluarga dulu.

Proses pembentukan sebuah keluarga telah ditetapkan menurut ketentuan hukum agama dan pemerintah. Kriteria suami dan istri untuk melahirkan generasi berkualitas ada panduannya. Kewajiban membentuk generasi berkualitas adalah tanggung jawab bersama antara suami dan istri. Tugas mengasuh anak bukan tugas ibu saja. Pemahaman sebagian masyarakat yang menyerahkan tugas rumah hanya kepada ibu adalah sebuah kekeliruan. Ayah dan ibu adalah kolaborasi hebat sebagai tim pembentuk kokohnya pondasi keluarga.

Pemerintah melalui BKKBN telah merumuskan delapan fungsi keluarga yang menurut survei sebagian besar masyarakat belum memahaminya walaupun sudah melaksanakannya secara tidak disadari. Ketahanan keluarga yang kokoh akan terwujud apabila 8 fungsi keluarga berjalan seperti seharusnya, yakni Fungsi agama, Fungsi sosial budaya, Fungsi ekonomi, Fungsi sosialisasi dan pendidikan, Fungsi perlindungan, Fungsi pembinaan lingkungan, Fungsi cinta kasih dan Fungsi reproduksi.

Stunting Masih Mengancam

Di tengah pandemi yang masih belum berakhir ini masyarakat terus berjuang melanjutkan aktifitas kehidupan. Dampak pandemi makin dirasakan oleh berbagai kalangan dari berbagai sektor kehidupan. Sebelum pandemi pemerintah Indonesia telah menetapkan stunting sebagai isu prioritas nasional. Komitmen ini terwujud dalam masuknya stunting ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024 dengan target penurunan yang cukup signifikan dari kondisi 27,6 persen pada tahun 2019 diharapkan menjadi 14 persen pada tahun 2024. Sebelumnya Presiden RI telah menunjuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) sebagai koordinator atau Ketua Pelaksana percepatan penurunan stunting di Indonesia.

Kepala BKKBN, DR (Hc). dr.Hasto Wardoyo, Sp. OG (K) menyampaikan bahwa “Stunting disebabkan oleh beberapa faktor dan menjadi penting untuk kita tangani bersama dengan peran semua pihak yang berada di daerah sebagai penentu keberhasilannya. Kita harus menyiapkan strategi dan rencana aksi yang tepat, dimulai dari pengawalan calon pengantin, ibu hamil dan pasca persalinan serta 1000 Hari Pertama Kehidupan”.

Tantangan pada masa pandemi ini semakin tinggi, karena pada tahun 2020 angka kemiskinan naik dan angka stunting pun mengalami kenaikan menjadi sekitar 30 persen. Sementara itu, hampir 50 persen kasus stunting tercipta dari kehamilan. Sosialisasi masif tentang pentingnya periode emas pada 1000 hari pertama kehidupan dengan berbagai program edukasi khususnya untuk remaja putri, calon pengantin, ibu hamil dan menyusui menjadi penting untuk terus digalakkan.

Pencegahan stunting lebih efektif apabila dimulai dari keluarganya, tidak hanya keluarga miskin tapi seluruh keluarga Indonesia. Di tengah pandemi Covid-19, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional selalu berupaya melaksanakan pendekatan kepada masyarakat dengan menghadirkan peran BKKBN di tengah keluarga Indonesia serta menjamin masyarakat tetap mendapatkan pelayanan KB di tengah pandemi Covid-19, sehingga dapat menghindari putus pakai kontrasepsi dan masyarakat juga mendapatkan pengetahuan tentang pembangunan keluarga dan keluarga berencana. Di tengah pandemi ini aktifitas pernikahan dan ibu melahirkan tak bisa dihindari, sehingga upaya promosi kesehatan selain penerapan protokol kesehatan, pentingnya pemahaman 1000 HPK juga harus disampaikan.

Obesitas Dampak Pandemi

Kemajuan teknologi internet memiliki dampak positif dan negatif pada kehidupan. Gadget menjadi kebutuhan utama generasi milenial saat ini sehingga hampir setiap aktivitas kehidupan dipermudah oleh gadget, mulai komunikasi, pembayaran, hingga pemesanan makanan. Semua bisa dilakukan dengan instant, tinggal transfer lewat gadget kebutuhan apapun akan terpenuhi. Kemudahan memicu pola konsumtif para milenial sehingga pola hidup sedentary menjadi pemandangan setiap hari dengan duduk seharian di depan layar dan malas bergerak ditambah pola makan tinggi kalori dan kurang serat. Berbagai fast food dan minuman kekinian menjadi menu harian para milenial apalagi bila ada promosi harga dan gratis ongkos pengiriman. Para milenial menjadi rentan berbagai penyakit tidak menular.

Hari Obesitas Sedunia setiap 4 Maret menjadi refleksi kondisi obesitas di Indonesia yang semakin parah. Setiap tahun, orang yang mengalami obesitas semakin meningkat di Indonesia. Data Riskesdas terbaru pada 2018 menunjukkan 21,8 persen masyarakat mengalami obesitas. Jika terus dibiarkan, penelitian memprediksi angka obesitas dapat mencapai 40 persen pada 2030. Ahli gizi Mochammad Rizal, kepada CNN Indonesia.com, (4/3/21) mengungkapkan, sebuah riset menyatakan diperkirakan tahun 2030 akan menjadi 40 persen, yang artinya hampir 1 dari setiap 2 orang dewasa di Indonesia akan mengalami obesitas.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X