Batasi Pergerakan Usulkan Karantina Wilayah, 10 Juta Dosis Vaksin Kembali Tiba

- Senin, 21 Juni 2021 | 11:10 WIB
Vaksin Sinovac kembali tiba di tanah air.
Vaksin Sinovac kembali tiba di tanah air.

JAKARTA - Kenaikan kasus positif Covid-19 masih belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda. Pemerintah didorong untuk cepat mengambil langkah tegas untuk mengurangi laju penularan.

Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane mengungkapkan, untuk crash program 14 hari ada sejumlah hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah daerah (pemda). Pertama, menerapkan karantina wilayah. Hal ini dinilai efektif untuk membatasi pergerakan orang.

Namun, pemda juga harus siap dengan konsekuensi yang mengikutinya. Salah satunya, soal kewajiban mencukupi keperluan logistik warga selama masa karantina seperti yang tercantum dalam Pasal 52 Undang-Undang Karantina. “Kalau untuk sesaat bisa efektif, tapi tidak untuk jangka waktu lama,” ujarnya, (20/6).

Kedua, triage pasien. Menurutnya, pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala tidak perlu dirawat di rumah sakit. Ketiga, tambah alokasi tempat tidur terutama untuk intensive care unit (ICU). Terakhir dan yang jadi pemungkas, perkuat program tracing.

Dia menjelaskan, tracing itu sejak awal pandemi hingga kini memegang peranan sangat penting. Di sini, fungsinya bukan hanya mencari kasus. Namun, juga containment dengan melakukan isolasi dan karantina. Dengan begitu, mereka yang bergejala ringan ataupun tanpa gejala bisa termonitor walau tidak di rumah sakit. “Kalau enggak ada tracing ya seperti inilah jadinya. Masih jalan-jalan atau tidak mau di-swab,” tegasnya.

Sayangnya, tracing semakin kendur. Padahal, sudah semakin banyak mutasi SARS-CoV-2 yang masuk Indonesia. Bahkan, kenaikan kasus saat ini disumbang oleh penularan dari varian baru tersebut.

Di sisi lain, sebelumnya pemerintah pusat sempat gembar-gembor soal menerjunkan tim tracing. “Kita lihatlah, itu tim cuma bolak balik saja tidak jelas,” keluhnya.

Sementara untuk jangka panjang, kata dia, pemerintah harus mengikuti pedoman pengendalian dengan baik. Kemudian, perkuat tracing dan vaksinasi. Sebab, pengendalian pandemi ini harus sistemis, tidak boleh asal.

Dia menegaskan, vaksin Covid-19 yang ada saat ini cukup efektif mengendalikan kasus Covid-19. Termasuk dalam memerangi masuknya varian baru yang disebut lebih ganas dalam infeksi penularan. “Insyaallah, kalaupun turun (efektivitasnya) sedikitlah,” tegasnya.

Disinggung soal rencana pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas pada Juli nanti, Masdalina meminta agar sekolah tak dibuka untuk wilayah epicentre dan hotspot. Yakni, 25 kabupaten/kota yang memang ditetapkan sebagai zona merah. Sementara sisanya, menurut dia, tak jadi masalah asal protokol kesehatan diterapkan secara ketat.

Terpisah, sejumlah kementerian mulai menerapkan 75 persen work from home (WFH) atau bekerja dari rumah bagi pegawai. Salah satunya, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker). Aturan itu berlaku bagi seluruh kantor Kemenaker yang berada di kabupaten/kota berstatus zona merah atau risiko tinggi penularan Covid-19.

Penerapan aturan tersebut setelah memerhatikan Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan Nomor 1/14/HK.04/IX/2020 tentang Sistem Bekerja Aparatur Sipil Negara Dalam Tatanan Normal Baru di Kemenaker.

“Sesuai arahan menaker, para pegawai yang bekerja pada tiap unit kerja melaksanakan work from office (WFO) maksimal 25 persen dari jumlah pegawai dengan pertimbangan berada dalam zona merah,” ujar Sekretaris Jenderal Kemenaker Anwar Sanusi.

Sementara, bagi yang berada zona kuning atau zona oranye, bisa melaksanakan WFO maksimal 50 persen dari jumlah pegawai. WFO tersebut dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat di lingkungan kantor. Kebijakan ini diambil sebagai upaya perlindungan para pegawai beserta keluarga, dan masyarakat di sekitar lingkungan kerja dari penyebaran Covid-19.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X