Migrasi ke TV Digital Dimulai Agustus, Beli Alat atau Beli Televisi Baru

- Senin, 21 Juni 2021 | 11:01 WIB
Gubernur Isran Noor dan Kadiskominfo Muhammad Faisal
Gubernur Isran Noor dan Kadiskominfo Muhammad Faisal

BALIKPAPAN-Siaran televisi analog akan dihentikan secara bertahap mulai 17 Agustus nanti. Kaltim menjadi salah satu wilayah yang masuk dalam program migrasi siaran analog ke digital atau lebih dikenal dengan analog switch off (ASO). Migrasi ini akan dimulai di Samarinda, Kutai Kartanegara (Kukar), dan Bontang.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim Muhammad Faisal menerangkan, masyarakat Kaltim tidak terlalu terpengaruh dengan pelaksanaan ASO tahap pertama ini. Sebelumnya, migrasi ke televisi digital sempat disampaikan akan dilaksanakan pada 30 Juni. Dengan 12 provinsi pada tahap pertama ini. Namun, mundur menjadi 17 Agustus mendatang. Pemerintah menargetkan migrasi televisi digital akan tuntas pada 2 November 2022. “Jadi kalau sekarang mundur, aman-aman saja. Karena, kami sudah memanggil beberapa televisi lokal. Dan mereka semua siap untuk itu (ASO),” katanya kepada Kaltim Post.

Untuk wilayah Kaltim sendiri, terbagi atas dua zona. Yakni Kaltim 1 meliputi Samarinda, Kukar, dan Bontang. Sementara Kaltim 2, Balikpapan dan Penajam Paser Utara (PPU). Kaltim 2 akan melaksanakan ASO tahap dua, yang dilaksanakan pada  31 Desember 2021. “Di Bontang ada 2 televisi, mereka sudah siap secara teknologi, baik hardware dan software. Bahkan sampai ke set top box (STB)-nya, mereka siap untuk dibagikan,” ungkap Faisal.

Syarat menikmati siaran televisi digital adalah harus memiliki smart tv. Akan tetapi, jika belum memiliki, maka perlu menambahkan STB atau set top box yang merupakan alat untuk mengonversi sinyal digital, menjadi gambar dan suara yang dapat ditampilkan di tv analog biasa. Alat tersebut, dijual di pasaran dengan harga berkisar Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu per unitnya.

“Nah ini yang harus kami sosialisasikan lebih banyak kepada masyarakat. Kalau melihat kondisinya sih, harusnya enggak masalah. Karena sudah banyak yang menggunakan tv kabel. Dengan biaya Rp 45 ribu sebulan. Tapi ini (STB) dipakai seumur hidup,” ujarnya. Faisal menuturkan Diskominfo tidak menjanjikan untuk membantu pengadaan STB untuk masyarakat yang masih memiliki TV analog ini. Akan tetapi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pernah menjanjikan, akan memberikan kuota STB kepada daerah yang melaksanakan ASO ini.

 “Jadi semacam CSR (corporate social responsibility)-nya lah. Tapi, sampai sekarang belum ada informasi selanjutnya,” terang dia.  Dirjen Penyelenggaran Pos dan Informatika Kemenkominfo Prof Ahmad M Ramli dalam webinar dengan tema “5G dan Masyarakat Cerdas Bertelekomunikasi” menyebut salah satu keunggulan migrasi ke siaran televisi digital adalah kualitas gambar yang lebih jernih. Ketimbang kualitas gambar pada siaran tv analog. “TV digital jauh lebih jernih, lebih canggih, dan ditonton lebih enak. Fiturnya juga lebih baik.” katanya di kanal Youtube Kemkominfo TV, yang diunggah Jumat (18/6) lalu.

Tidak hanya itu, lanjut dia, ketika semua stasiun televisi  sudah beralih ke siaran digital, maka akan ada digital dividen. Di mana kondisi saat ini, satu stasiun televisi, menguasai satu kanal. Dan nantinya, jika siaran digital sudah diterapkan seluruhnya, maka satu kanal yang digunakan stasiun televisi itu, boleh digunakan 12 stasiun televisi yang lain. “Jadi perbandaingan bisa 1 banding 12. Kalau dia standar. Kalau misalnya itu sudah selesai, maka kita akan punya digital dividen di (pita) frekuensi 700 MHZ (untuk siaran digital) sekitar 112 MHZ. Dan itu bisa digunakan layanan broadband telekomunikasi,” ungkapnya.

Kondisi saat ini, pada pita frekuensi 700 MHZ lebih banyak digunakan untuk siaran tv analog. Di mana, TV analog banyak memakan pita frekuensi 700 MHz sebanyak 328 Mhz. Sehingga, dengan adanya siaran digital, maka pita frekuensi 700 MHz juga bisa digunakan untuk menggelar jaringan 5G. Karena frekuensi yang digunakan tidak terlalu banyak.

“Sehingga BTS (base transceiver station atau stasiun pemancar) juga jumlahnya tidak perlu terlalu banyak.  Karena jangkauannya lebih lebar dan luas. Ini tidak main-main, selain dengan migrasi analog ke digital ini, kita akan mendapatkan PNBP (penerimaan negara bukan pajak) yang jumlahnya belasan triliun setiap tahun,” harap Ramli. Pelaksanaan migrasi ke siaran digital itu, diklaim akan menimbulkan multiplayer effect yang luar biasa. Dikarenakan pada pita frekuensi 700 MHZ, itu bisa digunakan untuk broadband telekomunikasi.

Dia mencontohkan, ketika masih menggunakan jaringan telekomunikasi 3G, masyarakat tidak bisa membuka aplikasi daring. Namun, ketika berkembang menjadi jaringan 4G, maka semua ekonomi bisa bergerak pesat. “Ada tenaga kerja terserap, layanan publik terlayani, dan lain-lain. Jadi Keekononomiannya luar biasa. Saya bukan ahli ekonomi, tapi saya mencoba melihat dari berbagai referensi. Intinya bahwa setiap kenaikan fasilitasi broadband itu berdampak sangat signifikan terhadap ekonomi,” pungkas dia. (kip/riz)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X