SAMARINDA–Sejak 10 Juni lalu, akses Jembatan Achmad Amins kembali dibuka dengan pembatasan akses kendaraan. Semua jenis truk dan kendaraan angkutan umum dilarang melintas.
Untuk memastikan larangan itu, Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda memasang barrier beton di kedua sisi jembatan. Hanya menyisakan ruang selebar minibus. Penjagaan diterapkan setiap hari dengan sistem tiga sif. Hal itu agar tidak ada kendaraan yang tak diperkenankan curi-curi melintas.
Sayangnya, penjagaan itu tidak berjalan maksimal. Seperti Minggu (20/6), tidak ada petugas yang menjaga di kedua sisi jembatan. Begitu pula pada pos penjagaan yang tersedia. Tidak ada penjagaan petugas, membuat warga yang mengambil alih tugas. Bak “Pak Ogah”, warga yang mengatur lalu lintas juga menerima uang.
Dikonfirmasi melalui perihal tidak adanya petugas yang berjaga, Plt Kepala Dishub Samarinda Herwan Rifai kaget. Sebab, selama ini laporan terkait penjagaan akses Jembatan Achmad Amins selalu diterimanya. "Lho tidak adakah hari ini (kemarin), nanti saya langsung cek," ungkapnya saat dihubungi melalui sambungan telepon. Herwan menjelaskan, penjagaan seharusnya dilakukan setiap hari. Termasuk saat hari libur. Bahkan jadwal penjagaan telah diatur menjadi tiga sif. "Sudah diatur jamnya. Berganti-gantian," imbuhnya.
Rambu larangan pun telah kembali dipasang di kedua ujung jembatan. Menandakan larangan masuk bagi mobil barang dan kendaraan bermotor umum, serta kendaraan dengan lebih dari 2,1 meter.
"Dulu memang sempat dipasang tapi hilang, sekarang dipasang lagi. Kalau melanggar bisa ditindak, kami sudah koordinasikan dengan jajaran Satlantas Polresta Samarinda. Jadi nanti cuma difoto, dan Satlantas yang menindaklanjuti dengan tilang elektronik. Kami yang jaga, tinggal foto saja," jelasnya. (*/dad/dra/k16)