Tanah Subur Terkendala Pemasaran, Tak Didukung Akses Jalan,

- Sabtu, 19 Juni 2021 | 13:50 WIB

Menyediakan akses memadai hingga modernisasi alat merupakan stimulus agar bertani menjadi pekerjaan yang dilirik kalangan muda. Ditambah, intervensi pemerintah dalam menjaga harga. Sehingga taraf hidup petani meningkat.

 

 

NOFIYATUL CHALIMAH, Kutai Barat

 

SUHENDRO Aryanto adalah petani di Barong Tongkok, Kutai Barat. Sejak 2008, dia menggeluti profesi itu. Dia biasanya menanam sayuran. Hasilnya, selain dipasarkan di daerah Kubar, juga dikirim sampai ke Samarinda. Bertani sejak 2008, Suhendro mengaku ada perubahan cara. Kini, pola bertaninya tak lagi manual. Sejumlah alat sudah dia pergunakan. "Kita perlahan menggunakan alat sistem pertanian. Seperti kita dapat bantuan penggembur tanah dari pemerintah," kata Suhendro kepada Kaltim Post pekan lalu.

Jika dahulu dia mencangkul, sekarang dia pakai alat. Menanam sawi, kangkung, lombok, dan sayur lainnya di lahan 25 hektare, dirasa lebih mudah. Suhendro mengatakan, hanya dari bertani, dia sudah cukup memenuhi keperluan sehari-harinya. Meski begitu, dia mengaku masih punya masalah. Saat ini, memang produknya bisa sampai Samarinda, namun masalah pemasaran masih jadi momok bagi dia dan rekan-rekan sesama petani. "Tantangan kita, masalah besarnya adalah pemasaran. Harga sayuran juga tidak stabil," sebutnya.

Untuk diketahui, pada Mei 2021 di Kaltim, nilai tukar petani tanaman pangan (NTPP) sebesar 94,52 dan nilai tukar petani hortikultura (NTPH) sebesar 105,74. Artinya, pengeluaran petani tanaman pangan masih lebih besar dibandingkan pemasukannya. Perlu formula agar harga sayur bersaing dan petani bisa memiliki NTP yang lebih tinggi. Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kaltim Siti Farisyah Yana mengatakan, sentra pertanian sudah ditetapkan dan ada beberapa yang akan memanfaatkan lahan eks tambang.

"Kita telah menetapkan sentra-sentra pertanian pangan, selain integrasi di kawasan perkebunan dan kehutanan, bahkan eks lahan tambang," katanya. Dia tak menampik, meski punya lahan luas, lantas tak membuat Kaltim bisa memenuhi kebutuhan sayurannya sendiri. Di Kutai Barat, banyak petani tanaman hortikultura. Dia berharap, tanaman hortikultura Kutai Barat bisa terus meningkat produksinya guna memenuhi kebutuhan masyarakat setempat bahkan Kaltim. "Kawasan ini, salah satu sentra hortikultura kita. Gerakan tanam terus digalakkan demi mewujudkan kedaulatan pangan Kaltim," ungkap Yana.

Diakuinya, tanah di Kubar sangat subur. Sehingga sangat cocok budi daya tanaman buah dan sayuran. "Produksi cabai dan sayuran Kubar dipasarkan di Samarinda," tambahnya. Khususnya cabai, Yana mengatakan, neraca bahan pangan cabai ketersediaan hanya 1 atau 2 bulan. Artinya sangat rawan kalau suplai tidak terus-menerus. Selama ini, Kaltim sangat bergantung pasokan sayur dan buah dari Jawa dan Sulawesi. "Sejauh ini 40 persen dari pasokan luar. Kalau iklim kurang baik atau hari besar, biasanya harga meningkat. Sentra cabai di Kukar, tapi di Kutai Barat sangat bagus kondisi alamnya," jelas Yana. Lanjut dia, tantangan saat ini adalah lahan yang bagus tapi tinggal membina ke sumber daya manusia.

Ini menjadi pekerjaan rumah untuk memperkuat pengetahuan petani. Termasuk memperbaiki akses ke Kubar. Akibat jalan yang kurang baik, harga cabai jadi agak tinggi sampai di Samarinda. Saat bertatap muka dengan Gubernur Kaltim Isran Noor pekan lalu di Barong Tongkok, Bupati Kubar FX Yapan menyampaikan keluh kesahnya. Infrastrukturnya di daerahnya masih banyak yang rusak. Dia pun banyak mengajukan anggaran ke provinsi. "Bantuan provinsi sudah banyak. Tetapi, karena kebutuhan, ya kita minta lagi. Mudah-mudahan disetujui," ucapnya.

Yapan mengungkapkan, 30 persen akses Kubar rusak parah. Namun, dalam waktu dekat akan diperbaiki. Namun, dia berharap, perbaikan jalan bukan sekadar diaspal. Yapan ingin dibangun jalan rigid. Meskipun mahal, tetapi tahan lama. Pemkab Kubar pun sudah mengusahakan anggarannya sendiri untuk perbaikan jalan ke kampung-kampung. Saat ini jalan menuju berbagai kampung di Kubar pun sudah cukup baik. (riz/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X