Menjaga Asa Lansia di Masa Pandemi

- Jumat, 18 Juni 2021 | 12:51 WIB

Oleh:

Rinnelya Agustien
Perawat di Balikpapan

Bagaimana bila perpisahan terakhir kali dengan orangtua hanya melalui layar gawai. Tidak memiliki kesempatan untuk merawatnya terakhir kali, tidak boleh memandikan dan mengkafaninya. Bahkan, menguburkannya pun tidak diperbolehkan turut serta. Seperti sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Mungkin itu peribahasa yang tepat untuk menggambarkan kesedihan keluarga yang ditinggalkan orangtua yang terkena Covid-19. Rasanya tidak ada satu pun keluarga yang mampu membayangkan perpisahan sepahit itu.

Covid-19 pada lansia tidak main-main. Data di April 2021 menunjukkan hampir setengah dari total pasien meninggal akibat Covid-19 adalah lansia. Data ini tentu harus disikapi dengan serius. Dengan mematuhi protokol kesehatan 5M yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, membatasi mobilitas di tempat umum dan menjauhi kerumunan. Protokol ini seperti sudah menjadi barang wajib yang harus dipatuhi oleh lansia dan keluarga yang mendampinginya.

Bersyukur pada awal tahun ini ada upaya pencegahan baru yakni vaksinasi Covid 19. Kelompok lansia mendapatkan prioritas pertama penerima vaksin Covid 19. Tak tanggung-tanggung lansia pertama di Indonesia yang mendapatkan vaksin Covid 19 adalah Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Hal ini untuk meyakinkan kepada masyarakat bahwa vaksin Covid 19 aman, efektif dan minim efek samping untuk lansia.

Kelompok lansia termasuk kelompok yang rentan sekali terpapar Covid-19. Seiring bertambahnya usia maka sistem imunitas manusia mengalami penurunan fungsi. Sistem imunitas sendiri berperan untuk membantu perbaikan DNA, mencegah infeksi yang disebabkan jamur, bakteri, virus, dan organisme lainnya, dan menghasilkan antibodi guna memerangi serangan bakteri dan virus asing yang masuk ke tubuh.

Ketika lanjut usia, terjadi penurunan fungsi kelenjar thymus, kelenjar kecil di belakang tulang dada yang berfungsi sebagai tempat pematangan Sel T. Sel T adalah suatu bentuk sel darah putih (limfosit) yang berfungsi mencari jenis bakteri dan virus yang masuk ke tubuh dan memeranginya. Pada kelompok lansia, banyak Sel T dan Limfosit kehilangan fungsi dan kemampuannya melawan penyakit. Hal tersebut membuat sistem kekebalan tubuh menjadi lebih tidak efisien, terutama dalam menghadapi jenis virus yang baru seperti virus SARS COV-2 yang menjadi penyebab Covid-19.

Vaksin Covid-19 pada lansia adalah cara terbaik untuk melindungi lansia dari penularan Covid-19. Bila pun ternyata terkena Covid-19 pasca vaksin, probabilitas terkena komplikasi penyakit serius rendah. Vaksin Covid 19 untuk lansia sendiri telah melalui uji klinis dan dinyatakan aman. Menurut jurnal penelitian The Lancet menyebutkan, vaksin Sinovac aman digunakan pada orang berusia lebih dari 60 tahun. Laporan itu dibuat setelah uji klinis tahap I dan II pada orang berusia 60 tahun ke atas.

Namun sayang, hingga Mei 2021 program vaksin lansia ini berjalan lambat. Berdasarkan data dari Kompas.com, sampai 25 April 2021 lansia yang sudah disuntik vaksin dosis pertama baru 11,20 persen. Sementara lansia yang telah menerima vaksinasi dosis kedua jumlahnya baru 1.327.533 orang. Capaian ini sedikit sekali bila dibandingkan target lansia yang mendapat vaksin sebanyak 21,6 juta orang.

Berbagai kendala melatarbelakangi penyebab lambatnya program vaksin lansia, yakni kurangnya sosialisasi, ketidakmampuan finansial lansia mengunjungi pusat layanan vaksin, dan keterbatasan fisik yang dialami lansia. Sosialisasi vaksin lansia umumnya terkendala karena banyak lansia yang masih gaptek (gagap teknologi). Mulai info vaksin yang lebih banyak beredar online di media sosial hingga pendaftaran vaksinasi melalui online.

Ketidakmampuan finansial banyak dialami pada lansia yang tinggal sendiri sehingga untuk mencapai pusat lansia vaksin butuh tambahan uang karena harus naik kendaraan umum atau memberi upah kepada orang yang mengantar mereka ke pusat layanan vaksin.
Kendala lainnya yakni adanya keterbatasan fisik. Seiring bertambahnya usia, tubuh manusia mengalami penurunan fungsi termasuk kemampuan penglihatan, pendengaran dan kemampuan berjalan. Tentu hal ini bukan hal yang mudah. Karena itu, dibutuhkan pendamping untuk mendampingi lansia mulai dari rumah sampai pusat layanan vaksin dan kembali lagi ke rumah.

Keluarga berperan besar dalam upaya vaksinasi pada lansia. Mulai pendaftaran vaksinasi, mengantar ke pusat layanan vaksin, menemani selama proses vaksinasi, hingga mengobservasi kondisi tubuh lansia pasca-vaksin apakah muncul efek samping atau tidak. Bagi lansia yang memiliki penyakit penyerta baik itu degeneratif atau bawaan bukanlah halangan tidak bisa divaksin. Karena sebelum divaksin, lansia akan dilakukan pemeriksaan kondisi tubuh. Bila kondisi tubuh tidak memenuhi persyaratan, maka penyakit penyerta harus dikontrol terlebih dahulu sampai memenuhi persyaratan.

Bagi keluarga yang tidak tinggal satu rumah atau beda kota dengan lansia maka kiranya meluangkan waktu 1–2 hari untuk menemani lansia ke pusat layanan vaksin atau meminta bantuan saudara atau orang terdekat. Prioritas vaksin Covid 19 pada lansia seharusnya menjadi prioritas utama bagi setiap keluarga Indonesia.

Pemerintah menargetkan program vaksinasi untuk lansia rampung di akhir Juni 2021. Pemerintah juga memastikan 60 persen vaksin Covid-19 untuk kelompok lansia, sisanya untuk guru dan tenaga pendidik. Target yang besar ini tentu harus didukung oleh berbagai pihak, mulai pemerintah pusat, pemerintah daerah baik tingkat provinsi, kota dan kabupaten bahkan tingkat RT.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X