SAMARINDA - Kaltim dituntut menghadirkan kawasan industri yang mampu mendukung pengembangan Ibu kota negara (IKN) baru Indonesia. Sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap sumber daya alam (SDA) tidak terbarukan (non-renewable resources).
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Pengembangan Kawasan Ekonomi Sanny Iskandar mengatakan, Kaltim harus menyiapkan industri sebagai penyangga ekonomi menuju IKN. Saat ini, sudah ada arah kebijakan industri di luar Pulau Jawa untuk meningkatkan nilai tambah produk berbasis SDA.
Diharapkan kawasan industri yang hadir bisa memicu berkembangnya pusat ekonomi baru dan pemerataan pendapatan masyarakat. Sedangkan arah kebijakan industri di Jawa berbasis kawasan industri berbasis teknologi tinggi (high technology industries). Lalu, kawasan Industri berbasis industri padat karya (labour-intensive industries) dan kawasan berbasis industri hilir (downstream industries).
“Kaltim menjadi salah satu daerah yang memiliki potensi industri yang luar biasa, namun belum dikembangkan dengan optimal,” ungkapnya, (16/6).
Menurut pria yang juga Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) ini, secara geografis posisi Kaltim sangat strategis. Yaitu berada pada sisi jalur pelayaran internasional yang cukup ramai lalu lintasnya (ALKI-II). Keunggulan geografis ini sangat tepat untuk mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi Kaltim, sebagai kawasan industri (KI) dan kawasan ekonomi khusus (KEK)
Selain geografis, Kaltim didukung SDA yang berlimpah. SDA yang dimiliki Kaltim seperti agro (hutan dan perkebunan, pertanian), tambang dan migas, dapat terus dikembangkan dengan konsep teknologi modern untuk menghasilkan hasil produksi yang optimal. Hal tersebut dapat dilakukan melalui beberapa cara. Di antaranya, meningkatkan hasil produk crude palm oil (CPO) dan turunannya.
“Juga menciptakan energi terbarukan dengan pemanfaatan hasil tambang atau agro. Kaltim juga memiliki potensi industri pariwisata di Berau. Pengembangan sektor pariwisata tersebut dapat dimungkinkan juga menjadi KEK pariwisata di Kaltim,” katanya.
Dia menjelaskan, Kaltim harus sudah menyiapkan industri sebagai penyangga ekonomi IKN nanti. Rencana pengembangan IKN yang akan menjadi titik sentral pengembangan ekonomi Kaltim diperlukan upaya-upaya untuk mendukung pengembangan tersebut. Seperti pembangunan smart logistic atau pusat logistik yang didukung dengan teknologi digital dan peningkatan pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Untuk menuju itu, Kaltim membutuhkan beberapa langkah. Pertama, pengembangan infrastruktur. Membangun pelabuhan bertaraf internasional dengan layanan professional melalui pelaksanaan port authority. Lalu ketersediaan bandara internasional baik untuk penumpang maupun kegiatan kargo, akses jalan yang cukup besar dari atau menuju kawasan-kawasan ekonomi, serta ketersediaan fasilitas jaringan, dan kualitas ketenagalistrikan, gas, sumber daya air, telekomunikasi, dan sanitasi.
Diperlukan juga profesionalitas SDM. Utamanya, kemampuan SDM yang mendukung kegiatan industri dan mampu memberikan layanan dalam bentuk digital. Selain itu, daerah ini harus bisa menciptakan iklim investasi yang aman dan nyaman. Ini akan menjadi citra yang baik untuk promosi investasi Kaltim.
Perlunya insentif khusus dan peran aktif pemerintah daerah untuk menarik investor ke Kaltim baik sebagai mitra strategis pengembang KI, maupun sebagai industri di dalamnya. “Kaltim juga butuh kepastian hukum pemerintah daerah, khususnya dapat menjamin proses investasi terutama untuk hal-hal yang berkaitan dengan Kepastian hukum, transparansi waktu dan biaya dalam proses perizinan,” pungkas Tenaga Ahli Menteri Perindustrian itu. (ctr/ndu/k15)