Sering Dikeluhkan, Keruk Batu Bara Berkedok Pematangan Lahan Tetap Dijalankan

- Kamis, 17 Juni 2021 | 22:36 WIB
MASIH TANDA TANYA: Penyelidikan di kepolisian masih berjalan. Hingga kini, siapa yang bertanggung jawab atas aktivitas ilegal di Jalan Parikesit II, Kelurahan Rawa Makmur, Palaran, belum jelas.
MASIH TANDA TANYA: Penyelidikan di kepolisian masih berjalan. Hingga kini, siapa yang bertanggung jawab atas aktivitas ilegal di Jalan Parikesit II, Kelurahan Rawa Makmur, Palaran, belum jelas.

Pematangan lahan di Jalan Parikesit II, Gang Bendahara, RT 43, Kelurahan Rawa Makmur, Kecamatan Palaran, turut mengeruk batu bara di lahan sekitar 1,5 hektare. Polisi akhirnya turun tangan menelusuri aktivitas terselubung berkedok pematangan lahan tersebut.

 

SAMARINDATemuan tim gabungan dari Dinas Pertanahan Samarinda dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) itu bukan hanya mendapati kegiatan tak berizin perihal pematangan lahan untuk perumahan, melainkan kegiatan terselubung lainnya, yakni pengerukan batu bara, yang juga tak berizin.

Kecurigaan yang muncul setelah penindakan yang dilakukan pada Jumat (11/) lalu itu kini memantik perhatian kepolisian. Polresta Samarinda turun tangan menyelidiki temuan dua organisasi perangkat daerah (OPD) tersebut.

Lahan yang hanya berjarak sekitar 5 meter dari permukiman itu dimiliki tiga orang. Yadi, Agus, dan Imran. Kegiatan yang diduga tambang ilegal juga dimotori dua perusahaan. Dekatnya kegiatan dengan rumah warga itu juga sempat menimbulkan gejolak. Masyarakat sekitar sempat menolak kegiatan tersebut berjalan. Penolakan sempat diadukan ke lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) Rawa Makmur. "Beberapa kali warga kan enggak suka, dan protes juga lewat LPM. Kami dapat informasinya saat sidak ke lapangan itu," ujar staf Perizinan Faisal Ramadhani. Keluhan itu tak hanya sampai di tingkat warga. Rupanya sempat diredam hingga ke tingkat kelurahan. "Tapi penyelesaiannya hanya di tingkat kelurahan," sambungnya.

Ketua LPM Rawa Makmur Wiyono membenarkan jika sempat ada kegaduhan di masyarakat sekitar. Pihaknya sempat mempertanyakan akar permasalahan dan berupaya meredam. "Sempat ribut, pertama saya tanya apa masalahnya, ternyata masalah hauling. Karena di situ pihak kelurahan sepertinya sudah ada semacam CSR-nya lah, tapi ya lewat RT. Ribut itu saya minta selesaikan sama RT, sehabis itu enggak ada informasi lagi, saya kira sudah clear. Kalau ke tingkat lurah juga pernah, tapi tanyakan ke Pak Lurah saja detailnya," terang dia.

Selain itu, Wiyono menjelaskan jika kegiatan tersebut sebenarnya telah lama berjalan. Namun, pihaknya hanya mengetahui kegiatan tersebut sebatas pematangan lahan. "Tahunya sebatas pematangan saja, enggak lebih," imbuhnya.

Sementara itu, Lurah Rawa Makmur Rudi Aris juga membenarkan adanya protes yang terjadi sebelumnya. Namun, terkait penyelesaiannya lebih banyak di tingkat warga. "Ya sebenarnya betul saja. Warga sana ada yang pro dan kontra, pasti itu. Tapi pengambilan kesepakatan sering dilakukan di luar pemerintahan. Di masyarakat saja, artinya deal-deal-an itu di luar," jelasnya.

Terkait penyebab kegaduhan yang terjadi di masyarakat saat itu, dirinya mengatakan ada beberapa yang menjadi keluhan. Mulai debu, lumpur, dan truk yang melintas. "Ya bisa karena aktivitas pematangan yang menimbulkan dampak. Lumpur juga. Masalah pengangkutan (hauling). Ketiga ya mungkin masalah debu, mungkin tanggung jawabnya tak merata," jelasnya.

Penyelesaian di tingkat kelurahan sebenarnya pernah terjadi sekitar lima bulan lalu. Namun, dia tak hadir, hanya diminta untuk diselesaikan di forum masyarakat serta LPM. "Rapatnya saat itu terpisah, karena kami sudah kasih arahan umum dan teknis kemudian LPM dan RT, serta warga sekitar yang berembuk," ucapnya.

Terkait perkembangan setelah adanya kegaduhan di masyarakat, Rudi menuturkan, selama ini kurang terpantau. Sebab, selepas pertemuan lima bulan lalu, keadaan jauh lebih kondusif. "Kami di kelurahan kan fokus pelayanan publik dengan program kerja wali kota dan wakil wali kota. Kami juga enggak dapat laporan dari RT, itu masalah sebelumnya," tutup dia. (*/dad/dra/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X