JAKARTA- Satgas Nemangkawi berhasil memutus salah satu jejaring pemasok senjata ke kelompok kriminal teroris bersenjata (KKTB). Seorang terduga pemasok senjata bernama Ratius Murib alias Neson Murib ditangkap ada Senin (14/6). Nilai total tranksaksi senjata Ratius mencapai Rp 1,3 miliar.
Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi Kombespol Iqbal Alqudusy menjelaskan, dari penelusuran atas pelaku diduga memasok senjata ke KKB. Diduga sudah berulang kali terjadi transaksi senjata yang dilakukan pelaku. ”Yang dijual senjata api dan amunisinya,” paparnya.
Nilai transaksi jual beli senjata dari Ratius ini tercatat mencapai hampir Rp 1,4 miliar. Nilai tersebut total uang yang terkirim dan diterima oleh pelaku. ”Tepatnya, Rp 1.393.100.000,” paparnya dalam keterangan tertulisnya.
Iqbal menjelaskan, Ratius ditangkap saat melakukan perjalanan menggunakan transportasi udara. Saat itu pelaku sedang transit di Bandara Mulia, Puncak Jaya.”Pelaku sedang menuju ke Kabupaten Mimika,” paparnya.
Dalam penangkapan itu, pelaku ternyata membawa uang cash yang cukup besar, yakni Rp 370 juta. Petugas menduga uang sebanyak itu akan digunakan pelaku untuk membeli senjata api dari seseorang. ”Pendalaman masih dilakukan untuk kasus jual beli senjata ini,” ujarnya
Dia mengatakan akan didalami sejumlah hal. Diantaranya, sumber dana dan aktivitas pengiriman uang untuk pembelian senjata. ”Kami menggali informasi tersebut,” paparnya.
Sementara Pengamat Terorisme Al Chaidar menuturkan, mengapresiasi langkah dari Satgas Nemangkawi. Karena memutus pasokan senjata KKB itu sangat penting dalam operasi pengejaran tersebut. ”Sangat berpengaruh membatasi aktivitas KKB,” ujarnya.
Dengan senjata dan amunisi yang terbatas, tentu KKB akan kesulitan dalam melakukan aksinya. Karena mereka tidak memiliki pasokan senjata dan amunisi yang memadai. ”Namun, yang paling penting akan diketahui negara mana saja yang membantu memasok senjata ke KKB,” terangnya.
Dengan diketahui negara mana yang memasok senjata, maka pemerintah bisa memberikan tekanan kepada perwakilan negara tersebut. ”Baik di Jakarta atau melalui PBB,” paparnya kepada Jawa Pos kemarin.
Menurutnya, penting juga untuk menghentikan pasokan dana kepada KKB. Caranya cukup mudah dengan melihat jalur komunikasi dari KKB, baik via WA dan telepon. Kemudian itu bisa dilacak oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). ”Sangat mudah kok,” jelasnya.
Dia menegaskan, antara pengejaran KKB dengan memutus pasokan senjata, serta menghentikan pasokan dana harus berimbang. Sehingga, penuntasan KKB ini menjadi lebih efisien. ”Semua jalan harus ditempuh,” ujarnya. (idr)