Kasus Covid-19 Menurun, IDI Minta Masyarakat Disiplin Prokes

- Selasa, 15 Juni 2021 | 10:52 WIB

Di saat penularan rendah, pemerintah bisa melonggarkan aturan pembatasan kegiatan masyarakat. Pun sebaliknya. Ini bisa menjadi cara mengontrol penyebaran virus sekaligus mengurangi dampak negatif akibat kebijakan di tengah pandemi. 

 

SEJAK 31 Januari hingga pekan kedua Juni 2021, kondisi penularan Covid-19 di Kaltim menunjukkan angka penurunan. Dari 10 kabupaten/kota, delapan di antaranya memang masih masuk zona merah. Namun, untuk Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) dan Penajam Paser Utara (PPU) masuk zona kuning. Rilis dari Dinas Kesehatan (Diskes) Kaltim per 7 Juni pun menunjukkan, angka kesembuhan lebih banyak daripada angka kasus positif. Hanya ada satu kasus kematian di Kabupaten Paser.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltim Nataniel Tandirogang melihat, dari infografis yang dikeluarkan Diskes Kaltim, perkembangan Covid-19 di Benua Etam termasuk landai bahkan menurun, sehingga ini menjadi kabar baik bagi masyarakat dan pengambil kebijakan. “Ini kabar baik tapi tak boleh lengah,” tegas Nataniel, Jumat (11/6). Menurut dia, ada beberapa faktor mengapa penularan Covid-19 di Kaltim menurun. Seperti sebaran vaksin yang semakin meluas. Dengan adanya vaksin yang sudah diberikan ke masyarakat, maka mampu mempercepat terbentuknya herd immunity sebesar 70 persen.

Diketahui, berdasarkan perhitungan Diskes Kaltim awal tahun ini, untuk mencapai herd immunity, 2,25 juta penduduk Kaltim wajib divaksin. Jadi, diperlukan 4,5 juta dosis vaksin (satu orang menerima dua kali suntik vaksin). “Kami berharap sebaran vaksin terus bertambah dan meluas,” katanya. Selain faktor vaksinasi, Nataniel juga menyebut, faktor protokol kesehatan (prokes). Dengan semakin menurunnya angka penularan berarti masyarakat semakin sadar dan mematuhi prokes. Utamanya menjaga jarak dan menggunakan masker. Namun, di sisi lain, ada penurunan kewaspadaan dan kekhawatiran masyarakat terhadap penyebaran virus.

“Masyarakat tampak sudah terbiasa dengan pandemi ini. Jadi, begitu merasakan gejala, mereka lantas melakukan isolasi mandiri tanpa melapor atau mengunjungi fasilitas kesehatan,” jelasnya. Selain kondisi sedang-berat, pasien positif Covid-19 memang lebih dianjurkan untuk menjalani isolasi mandiri. Namun, dengan pengawasan tim kesehatan dan Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan Covid-19. “Dengan kondisi ini, ada kemungkinan pula tracing kita juga rendah,” ucapnya.

Dengan tracing yang rendah, data yang dikantongi Satgas Covid-19 bisa tak sebanding dengan kondisi di masyarakat. Namun, baginya, ini tidak akan mengurangi kesadaran masyarakat. Sebab, bagaimana pun, ada kecenderungan masyarakat apabila merasakan gejala tertular virus corona dengan kategori sedang-berat akan berobat ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan rujukan. “Kini banyak ruang isolasi pasien di rumah sakit rujukan yang kosong. Dengan kondisi ini, menunjukkan menurunnya jumlah penularan,” ungkapnya.

Dengan menurunnya penularan Covid-19 di Kaltim dalam beberapa pekan terakhir, menurut dia, pengambil kebijakan juga bisa melakukan pelonggaran-pelonggaran aktivitas di masyarakat. Sebab, selain persoalan kesehatan, banyak aspek yang bisa ikut merasakan dampak baik dengan semakin sedikitnya penyebaran virus corona. Di antaranya, ekonomi, sosial, budaya, dan keagamaan. “Saat ini yang paling tepat adalah mengambil kebijakan yang sifatnya tarik ulur,” katanya. Artinya, di saat penularan rendah, pemerintah bisa melonggarkan aturan yang membatasi aktivitas masyarakat. Jika kasus penularan tinggi, pelaksanaan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang saat ini diterapkan lebih diperketat.

Ini bisa menjadi cara pemerintah untuk mengontrol penyebaran virus sekaligus mengurangi dampak negatif akibat efek kebijakan di tengah pandemi. “Dengan kebijakan tarik ulur ini pula bisa mempercepat terbentuknya herd immunity,” tuturnya. Menyinggung soal varian baru virus corona yang muncul, baginya tidak terlalu punya dampak signifikan. Dari sisi kedokteran, mutasi virus tak bisa semata-mata dipandang buruk. Sebab, bisa saja mutasi yang terjadi justru baik. Pasalnya, dalam setiap mutasi, ada keunggulan dan kelemahan virus yang muncul dan hilang.

“Tak perlu khawatir. Karena toh kasus varian baru yang muncul masih bisa ditangani dengan pengobatan dan perawatan yang sudah ada saat ini,” ucapnya. Bagi IDI, saat ini penanganan Covid-19 lebih diutamakan pada penegakan prokes. Sebab, dengan prokes, apapun varian baru virus yang muncul tidak akan mengakibatkan meningkatnya jumlah penularan. Berbeda dengan sebelumnya, IDI lebih menekankan pada upaya pembatasan bahkan lockdown untuk daerah yang terjangkiti virus. “Saat ini masyarakat silakan menjalankan aktivitas seperti biasa. Yang terpenting disiplin menjalankan protokol kesehatan,” tegasnya.

Tren menurunnya kasus positif Covid-19 di Kaltim diharapkan bisa terus berlanjut hingga semua daerah hijau lagi. Sebab, Kaltim pernah pada kondisi puncak dengan hampir seribuan kasus positif baru tiap hari. Karena itu, diharapkan kejadian sama tak terulang. Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim Muhammad Sa’bani mengatakan, walaupun ada kecenderungan penurunan kasus Covid-19, masyarakat diharapkan untuk tetap waspada dengan selalu menerapkan protokol kesehatan dalam segala interaksi dan komunikasi.

“Kita tidak mengetahui dan memprediksi kapan terjadinya lonjakan kasus Covid-19 seperti yang terjadi di daerah Madura. Hal itu karena mobilisasi begitu tinggi intensitasnya, sehingga berdampak pada peningkatan penularan Covid-19. Masyarakat jangan pernah lalai protokol kesehatan,” jelas Sa’bani. Dia juga mengimbau tetap waspada dan selalu mematuhi anjuran pemerintah dalam berbagai interaksi, komunikasi, mobilitas dan aktivitas dengan menerapkan 5M.     

“Virus corona itu masih ada di sekitar kita dan terus mengancam. Terus terapkan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, hindari kerumunan, mengurangi interaksi dan mobilitas di luar rumah,” tegas Sa’bani. Di kala terjadi penambahan kasus positif, juga dibarengi jumlah pasien sembuh cukup tinggi, bahkan melebihi jumlah terkonfirmasi Covid-19.

"Peningkatan kesembuhan ini patut kita syukuri. Namun, selalu waspada dan disiplin protokol kesehatan dalam berbagai aktivitas," pesan Sa'bani.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X