Hasma dan Tanah Pesakitan

- Selasa, 15 Juni 2021 | 10:49 WIB
PENUH ISYARAT PESAN: Cerita Hasma dan Tanah Pesakitan disuguhkan Teater Iqro bersama Sasentis Samarinda di Taman Salma Sofa, membuat decak kagum dengan karya anak muda yang penuh dengan pesan-pesan menyentuh.
PENUH ISYARAT PESAN: Cerita Hasma dan Tanah Pesakitan disuguhkan Teater Iqro bersama Sasentis Samarinda di Taman Salma Sofa, membuat decak kagum dengan karya anak muda yang penuh dengan pesan-pesan menyentuh.

Rahmat Azazi Rhomantoro tertegun kala mendengar cerita temannya, seorang perempuan muda. Imajinasinya berkelana setelah mendengar cerita dan hasilnya sebuah pertunjukan opera yang dipentaskan anak-anak muda dari Teater Iqra bersama Sanggar Seni Perintis (Sasentis) Samarinda.

 

PANGGUNG sederhana. Dengan sentuhan sedikit tata letak dan pencahayaan. Di sebuah tempat khusus di Taman Salma Sofa, cerita Hasma dan Tanah Pesakitan membuat decak kagum.

Diperankan Resta Librianti, sosok Hasma bak benar-benar realita. Rhoman yang merupakan sutradara bercerita, Hasma adalah benar adanya. “Asli benar-benar diadopsi dari cerita teman. Makanya dibuat seperti benar-benar adanya. Termasuk bahasa yang dipakai, kebetulan orang Bugis,” ungkap pria yang juga sebagai tokoh pemuda Kaltim itu. Hasma adalah gambaran seorang perempuan muda yang tangguh.

Diceritakan singkat Rhoman, Hasma sedari kecil sudah dipisahkan dengan ibunya, diasuh pamannya di Tanah Wajo. Ayahnya merasa tak aman jika Hasma tumbuh dan besar di Malinau. Tumbuh dan besar bersama paman dan tantenya, sosok Hasma tak lepas dibenci saudara sepupunya. Ayah Hasma kerap berkirim surat, meminta Hasma kembali kala dewasa.

Tak dinyana, kembalinya ke Malinau justru memantik konflik baru. Dia selalu bertanya kepada sang ayah, perihal di mana keberadaan ibunya. Hampir setiap hari Hasma bertanya. Dengan pertanyaan yang mengulang. “Di mana ibu, di mana ibu,” ucapnya. “Telah mati ibumu,” ucap sang ayah. Bukan Hasma jika keinginannya tak terpenuhi. Pertemuan Hasma dan ibunya benar-benar membuat kesedihan yang mendalam.

“Bagi yang belum kesempatan untuk menonton langsung, jangan risau. Karya Hasma dan Tanah Pesakitan juga bakal tayang di kanal YouTube kok. Makanya kami melibatkan videographer,” ujar Rhoman. Dalam cerita Hasma dan Tanah Pesakitan, Rhoman dan rekan-rekan butuh waktu sekitar lima bulan untuk memantapkan pertunjukannya itu. “Khusus naskah saja sekitar dua bulanan, kalau untuk pencarian aktor dan pendalaman karakter serta persiapan segalanya sekitar tiga bulanan lah,” sambungnya. Bukan waktu yang sebentar bagi Rhoman untuk bisa memantapkan hasil cerita tersebut. Dia bahkan melakukan riset secara keseluruhan.

Sejatinya, Rhoman ingin pertunjukan yang dipentaskan bisa dinikmati khalayak. Namun, pandemi Covid-19 yang belum berakhir dan anjuran pemerintah agar tidak menimbulkan kerumunan, serta hal lainnya yang membuat pementasan tersebut terpaksa dibatasi. “Alhamdulillah masih bisa jalan. Memang terbatas karena protokol kesehatan sudah jelas,” ungkapnya.

Diungkapkannya pula, dalam cerita Hasma dan Tanah Pesakitan, banyak pesan yang tersirat. “Sebagai manusia harus menerima bagaimana pun sifat dan karakter orang lain. Harus berjiwa besar dan peduli dengan lingkungan, adat, dan budaya. Meninggalkan hal-hal negatif dan memiliki pemikiran maju. Kuat menghadapi cobaan hidup,” ungkapnya.

Selain itu, sebagai orangtua, wajib memberikan ruang untuk anak memilih tanpa tekanan, melunturkan egoisme, dan terus mendidik dengan cara yang baik tanpa memandang timpang keturunan dan kekayaan. “Tidak menjadikan adat sebagai suatu pembatas dalam menghalalkan cinta kasih dan sayang. Namun, menjadikan adat dan budaya sebagai pembelajaran yang eksplisit penuh makna,” kuncinya. (dra2/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puasa Pertama Tanpa Virgion

Minggu, 17 Maret 2024 | 20:29 WIB

Badarawuhi Bakal Melanglang Buana ke Amerika

Sabtu, 16 Maret 2024 | 12:02 WIB

TWICE Catat Rekor Penjualan dan Chart Billboard

Selasa, 5 Maret 2024 | 14:35 WIB

Cinta Sebut Keputusan Punya Anak di Tangannya

Selasa, 5 Maret 2024 | 13:50 WIB

Film Superhero Alami Kejenuhan

Selasa, 5 Maret 2024 | 11:10 WIB

Lutesha Belajar Motor Kopling

Sabtu, 2 Maret 2024 | 09:02 WIB
X