Dianggap Ganggu Aliran Sungai Penghubung Dua Kelurahan, Jembatan Pulau Indah Dibongkar

- Selasa, 15 Juni 2021 | 09:44 WIB
HAMBATAN: Ekskavator amfibi yang bekerja melakukan pengerukan SKM mengangkat rangka jembatan kayu penghubung Kelurahan Temindung Permai dan Kelurahan Sempaja Selatan.
HAMBATAN: Ekskavator amfibi yang bekerja melakukan pengerukan SKM mengangkat rangka jembatan kayu penghubung Kelurahan Temindung Permai dan Kelurahan Sempaja Selatan.

SAMARINDA-Dianggap mengganggu aliran sungai dan menyebabkan penumpukan sampah, sebuah jembatan di jalur Sungai Karang Mumus (SKM) segmen Jembatan Gelatik-Jembatan PM Noor dibongkar tim gabungan pada Sabtu (12/6) lalu.

Meski sempat dihalangi warga, eksekusi jembatan yang terletak di Jalan Kesehatan Dalam, Gang Pulau Indah, Kelurahan Temindung Permai, berhasil dilakukan sekitar pukul 10.00 Wita.

Jembatan tersebut bukan satu-satunya akses. Sebab, ada jembatan lain, yakni sekitar 150 meter dari titik yang dibongkar dengan fungsi yang sama. Serta terdapat jalur lain yang bisa dilakukan warga menuju perumahan Pondok Surya Indah (PSI) Jalan PM Noor, Kelurahan Sempaja Selatan.

Kabid Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Perumahan Rakyat (PUPR dan Pera) Kaltim Runandar melalui PPK Normalisasi SKM Fadly Kasim menerangkan, pembongkaran jembatan sebelumnya sudah melalui beberapa kajian. Pertama, bentang jembatan memiliki ukuran yang tidak ideal, kurang lebih 13 meter, dan terdiri dari 10 tiang penyangga, serta menyebabkan penyempitan karena lebar sungai hanya 20 meter, padahal idealnya 40 meter. Kedua, terdapat jembatan lain, yakni di Jalan Kesehatan yang bisa menjadi opsi akses warga serta jalur lainnya menuju perumahan PSI. "Kami juga melakukan rapat bersama tim gabungan yang saat eksekusi turut dibantu TNI-Polri, serta dukungan dari pemerintah kelurahan, kecamatan, Dinas Pertanahan serta Satpol PP Samarinda," ujarnya.

Dia menjelaskan, pembongkaran itu juga bertujuan memudahkan pelaksanaan normalisasi sungai saat melansir hasil galian sungai ke arah hulu. Mengingat di titik tersebut tidak terdapat lahan kosong untuk membuang hasil galian, karena permukiman warga sudah padat tepat di kiri-kanan sungai, malah sebagian besar berdiri di badan sungai.

"Jarak antarjembatan di segmen Gelatik-PM Noor mencapai 2.300 meter, di tengah terdapat tiga jembatan tradisional berbahan kayu ulin. Ketiga jembatan tersebut tidak ideal untuk kondisi sungai SKM, mengacu ke perencanaan lebar sungai 40 meter, sedangkan lebar jembatan yang ada rata-rata 15 meter," jelasnya.

Dia menambahkan, terkait progres pengerukan saat ini, pekerjaan sudah mencapai 42 persen di segmen Jembatan Gelatik-Jembatan PM Noor. Rencananya setelah segmen tersebut rampung, kegiatan pengerukan dilanjutkan ke segmen sungai mati di belakang Masjid Babul Hafazah, Kelurahan Temindung Permai, dan segmen Jembatan Gang Nibung-Jembatan Ruhui Rahayu, Kelurahan Sidodadi.

"Di dua lokasi itu kami menunggu relokasi atau pembongkaran rumah warga dari Pemkot Samarinda," tutupnya. (dns/dra/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X