BALIKPAPAN–Lapangan West Ganal jadi wilayah baru potensi minyak dan gas (migas) di Kaltim. Kegiatan migas di lapangan yang terletak di lepas pantai perairan Selat Makassar itu mulai membuahkan hasil.
Pertamina Hulu West Ganal dalam joint venture dengan participant interest 30 persen bersama Eni West Ganal Ltd, sebagai operator (40 persen) dan Neptune Energy West Ganal BV (30 persen) di Blok West Ganal telah menghasilkan penemuan gas di sumur Eksplorasi Maha-2 di lepas pantai Kaltim.
“Sumur dibor hingga kedalaman 2.970 meter dengan kedalaman di bawah air 1.115 meter dan telah menemukan 43 meter lapisan pasir bersih gas dengan karakteristik reservoir yang sangat baik di tingkat Zaman Pliosen. Uji produksi yang terbatas oleh fasilitas permukaan mencatat gas deliverability yang sangat baik dari reservoir yang mengalir pada Clean Up Flow 33.9 MMScfd Choke Position: 96/64 inci,” kata Deputi Operasi yang juga menjabat Plt Deputi Perencanaan SKK Migas Julius Wiratno, Kamis (10/6).
Pengujian dan coring reservoir yang dilakukan, berhasil menghimpun data penting yang diperlukan untuk mendukung studi pada persiapan rencana pengembangan Lapangan Maha. Dua sumur appraisal lainnya direncanakan dibor.
“Maka kami mendorong KKKS (kontraktor kontrak kerja sama) untuk segera melakukan langkah lanjutan sampai tahapan plan of development (PoD) agar lapangan itu segera diproduksi dan menambah neraca gas nasional,” tambah Julius.
Harapan percepatan produksi, dinilai Julius sangat mungkin dilakukan. Mengingat sumur appraisal Maha-2 terletak 16 kilometer di sebelah tenggara Floating Production Unit (FPU) Jangkrik yang dioperasikan oleh Eni, perusahaan migas asal Italia.
“Kedekatan Lapangan Maha dengan infrastruktur yang ada akan menciptakan kemungkinan untuk memaksimalkan sinergi dan mengurangi waktu serta biaya pengembangan bawah laut pada masa depan. Sebab, bisa dilakukan tie-in dengan FPU Jangkrik,” jelasnya.
Penemuan cadangan di Lapangan Maha menunjukkan investasi hulu migas Indonesia masih cukup menjanjikan. Sekaligus menunjukkan kepercayaan Eni sebagai salah satu international oil company (IOC) dan KKKS lainnya terhadap prospek industri hulu migas di Tanah Air.
Sementara itu, Senior Manager Relations PT Pertamina Hulu Indonesia Farah Dewi mengungkapkan, pemboran dimulai pada 16 April 2021. Lalu mencapai kedalaman akhir yaitu 2.970 meter dengan kedalaman air 1.115 meter pada 12 Mei 2021.
Produksi gas dari Lapangan Maha itu direncanakan akan disambungkan ke dalam fasilitas Jangkrik Floating Production Unit (FPU). Sehingga bisa memaksimalkan sinergi dan optimalisasi waktu dan biaya pengembangan fasilitas subsea.
“Penemuan ini sangat penting mendukung pencapaian target produksi Indonesia 1 mmbopd (juta barel per hari) minyak dan 12,3 bcfpd gas pada 2030 yang sejalan dengan strategi Pertamina membangun strategic partnership dan pengembangan migas laut dalam,” ungkapnya. (aji/rom/k8)