Tanah Datar yang Tak Datar

- Minggu, 13 Juni 2021 | 13:30 WIB

Bambang Iswanto

Dosen UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda

 

 

 

HAMPIR semua pengemudi yang biasa bolak-balik Samarinda-Bontang, kenal dengan daerah Tanah Datar. Tanah Datar adalah nama desa yang berada di wilayah Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara. Mungkin karena banyak memiliki daerah yang relatif datar dan tidak banyak perbukitan seperti desa lain, desa itu disebut tanah datar.

Dulunya, salah satu ruas jalan di tanah datar tepatnya depan jalan Kantor Desa Tanah Datar merupakan tempat favorit pengemudi mendahului kendaraan lain. Disebabkan treknya lumayan lurus dan jalannya mulus.

Namun kini, terbalik 180 derajat. Jangankan bisa menyalip kendaraan lain, bisa berjalan dengan kecepatan 35 km/jam saja sudah bagus. Jalan yang dulu mulus kini sangat memprihatinkan. Tidak ada lagi bekas aspal mulus, semua terkupas tidak berbekas. Bukan hanya terkupas, jalannya berubah menjadi banyak kubangan. Tidak pantas lagi disebut sebagai jalan, tapi lebih mirip area perlombaan balap mobil offroad yang memang sengaja dimodifikasi banyak rintangannya.

Ternyata kondisi itu juga dirasakan juga oleh Gubernur Kaltim Isran Noor. Pada salah satu bagian sambutannya di penutupan MTQ ke-42 Tingkat Kaltim di Bontang, beliau mengilustrasikan jalanan tersebut seperti Lautan Atlantik yang bergelombang besar. Sebuah analogi yang memadankan kondisi di lautan dan di daratan yang sama-sama ditakuti dan dihindari penumpang, baik penumpang mobil, motor, maupun kapal.

Kondisi yang sama juga akan dirasakan pengguna jalan yang akan memasuki Samarinda dari arah Bontang ke Samarinda. Mereka akan disambut dengan tanda jalan rusak tepat di gerbang masuk Samarinda. Sejatinya ketika akan memasuki sebuah wilayah, tamu atau pendatang akan disambut dengan suasana menyenangkan. Tetapi ketika akan masuk Samarinda musafir harus berhadapan dengan kondisi jalan yang tidak baik.

Hampir seluruh pengguna jalan mengeluh kondisi jalanan tersebut. Bukan hanya tidak nyaman bagi mereka, tetapi bisa membahayakan keselamatan. Tidak nyaman dan tidak aman.

AKIBAT ULAH MANUSIA

Dalam beberapa telaahan instansi terkait, penyebab utama dari rusaknya jalan tersebut adalah aktivitas tambang ilegal yang beroperasi tidak jauh dari jalan umum tersebut. Hal senada juga disebutkan oleh Gubernur dalam lanjutan sambutannya. Jalan rusak karena kiri kanan ada aktivitas tambang. Aktivitas pertambangan mereka ilegal,ungkap Isran. Dan hebatnya mereka berani beraktivitas terang-terangan pada siang hari bahkan di hadapan gubernur.

Di depan iringan rombongan gubernur yang dikawal oleh mobil patwal saja mereka berani unjuk harat. Lalu bagaimana tingkah mereka di hadapan rakyat jelata yang jelas tidak punya kuasa menindak mereka.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X