SAMARINDA–Pembelajaran tatap muka (PTM) menjadi target yang akan dicapai Pemkot Samarinda. Setelah melaksanakan PTM di 14 sekolah, 72 sekolah lainnya direncanakan menyusul pada Juli mendatang.
Target pelaksanaan PTM sesuai arahan pemerintah pusat. Mengingat, pembelajaran dalam jaringan yang telah berjalan selama lebih dari setahun banyak mengalami kendala. Mulai permasalahan daerah tanpa jaringan internet atau blank spot, hingga peserta didik yang tak memiliki gawai untuk proses pembelajaran.
“Kan arahan Bapak Presiden sudah jelas, sekolah tatap muka dibuka pada Juli," ungkap Wali Kota Samarinda Andi Harun. Dia menjelaskan, Pemkot Samarinda pun mendukung penuh agar PTM berjalan pada Juli mendatang.
Dinas Kesehatan (Diskes) Samarinda dan Dinas Pendidikan (Disdik) Samarinda juga telah diminta untuk menuntaskan vaksinasi bagi tenaga pendidik yang menjadi syarat mutlak PTM.
"Berarti sebelum Juli vaksin untuk tenaga pendidik kami akan tuntaskan. Kalau posisi kami di pemkot sudah siap untuk mendukung vaksin baik di tingkat tenaga pendidik maupun masyarakat umum," ungkap pria yang akrab disapa AH itu.
Disinggung terkait belum adanya lampu hijau dari Pemprov Kaltim untuk melaksanakan PTM, AH enggan berbicara panjang. Dia hanya berpatokan pada instruktur Presiden. Namun, tidak menutup kemungkinan Pemkot Samarinda akan berkomunikasi dengan Pemprov Kaltim.
"Yang diikuti perintah Bapak Presiden, sehingga jajaran yang di bawahnya ikuti yang lebih tinggi, itu asas hukum. Tentu akan ada koordinasi nantinya, tapi pastinya kami akan ikuti instruksi Presiden," jelasnya.
Ditemui terpisah, Kepala Disdik Samarinda Asli Nuryadin menjelaskan, pihaknya sedang berfokus pada proses vaksinasi tenaga pengajar. Saat ini vaksinasi baru berjalan 40 persen dari 8.125 tenaga pendidik.
"Jadi 72 sekolah itu tidak termasuk yang 14 sekolah yang sudah berjalan PTM. Sebanyak 72 sekolah itu sudah diajukan dan sedang berproses, terutama vaksinnya, karena itu jadi syarat mutlak saat Juli tatap muka. Jadi selain pernyataan orangtua, syarat wajib lainnya adalah vaksin," ungkap Asli.
Setelah vaksinasi rampung, pengecekan fasilitas pendukung di 72 sekolah akan kembali dilakukan. Jika nantinya ada fasilitas penunjang protokol kesehatan tidak terpenuhi, sekolah yang diajukan tidak dapat melaksanakan PTM.
"Nanti sebelum sekolah itu disetujui Pak Wali Kota untuk PTM, pasti akan ditinjau dahulu. Nanti akan ada dari gugus Covid-19, puskesmas, kecamatan ikut memantau. Kami tidak ingin gambling, jadi butuh keseriusan semua pihak, khususnya terkait fasilitas yang berhubungan dengan prokes, termasuk di ruang kelas nanti harus berjarak. Standar itu harus ada kalau tidak lebih baik pending," terangnya.
Beberapa syarat mulai vaksin, pernyataan orangtua, hingga fasilitas pendukung sebelum PTM bergulir membuat pelaksanaannya tak bisa dilakukan serentak. Namun, Asli berharap dari 320 sekolah di Kota Tepian, 72 sekolah yang diajukan sudah siap melaksanakan PTM walaupun tak serentak berjalan.
"Saya rasa 72 sekolah melakukan PTM serentak itu agak berat. Tapi nanti dari 320 sekolah harapannya 72 itu tuntas. Kalau tuntas, nanti setelah ditinjau fasilitas mereka memadai, maka kami laporkan ke Pak Wali, sambil beliau menunggu perkembangan Covid-19 di Samarinda. Kalau kondisinya bagus, ya no problem, tapi misalnya kondisinya berubah dan berbahaya, kami tinjau lagi. Kami masih punya waktu," tutupnya. (*/dad/dra/k8)