Kawasan Konservasi Pesut Mahakam Mendesak

- Minggu, 6 Juni 2021 | 12:56 WIB
Upaya konkret pemerintah mencegah punahnya Pesut Mahakam dinanti. Saat ini kondisi hewan endemik ini memang memprihatinkan. Ruang hidupnya makin sempit. Apalagi, kematian pesut mahakam masih terus menghantui.
Upaya konkret pemerintah mencegah punahnya Pesut Mahakam dinanti. Saat ini kondisi hewan endemik ini memang memprihatinkan. Ruang hidupnya makin sempit. Apalagi, kematian pesut mahakam masih terus menghantui.

SAMARINDA–Upaya konkret pemerintah mencegah punahnya Pesut Mahakam dinanti. Saat ini kondisi hewan endemik ini memang memprihatinkan. Ruang hidupnya makin sempit. Apalagi, kematian pesut mahakam masih terus menghantui.

Data Rare Aquatic Species of Indonesia(RASI) menyebut, 2018 merupakan tahun dengan angka kematian tertinggi sejak 1999. Pada 1999, ada 11 ekor yang mati, lalu di 2018 angka kematian mencapai 10 ekor. Rata-rata kematian per tahun dalam 24 tahun terakhir adalah 4 ekor. Dimana 66 persen kematian disebabkan pesut mahakam terperangkap rengge dan kemudian tenggelam.

Dalam laporan RASI lainnya, kualitas air di beberapa anak Sungai Mahakam memiliki konsentrat tinggi dari logam berat. Kondisi itu sangat berbahaya untuk kesehatan masyarakat maupun pesut. Penelitian itu bersumber dari 16 stasiun sampling air pada Juli 2017 hingga Mei 2018. Kandungan logam berat itu seperti kadmium dan timbal yang melampaui baku mutu hingga 23 kali dan merupakan kasus yang terparah.

Pada Augustus 2018 hingga Mei 2019, kebanyakan sampling dilakukan pada kondisi air surut atau sedang, pencemaran dengan logam berat tembaga yang melampaui baku mutu hanya sekali ditemukan di Muara Sebintulung, Kecamatan Muara Kaman, Kukar.

“Untuk ancaman, selain kematian dan polusi kimia, tekanan terhadap habitat pesut semakin meningkat termasuk polusi suara bawah air," kata Co-founder YK-RASI Danielle Kreb kepada Kaltim Post.

Selain itu, sumber daya perikanan yang semakin menurun akibat alih fungsi lahan rawa sebagai tempat memijah ikan menjadi kebun sawit, penyetruman, dan penggunaan racun secara ilegal. Sebab, 92 persen dari semua pertemuan kelompok berada di dalam calon kawasan konservasi perairan di wilayah Kutai Kartanegara, diharapkan terwujud kawasan konservasi untuk mempertahankan pesut dan membuat mereka terselamatkan dari ancaman kepunahan.

Sebelumnya, Jay, seekor pesut mahakam jantan tua ditemukan mati pekan lalu. Jay adalah pesut mahakam yang sudah diidentifikasi sejak 20 tahun lalu. Kreb mengatakan, Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (YK-RASI) telah mengajukan kawasan cadangan konservasi untuk pesut mahakam. Saat ini, masih berproses di kementerian."Kalau kawasan konservasi perairan menunggu penetapan dari KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan)," katanya.

Dia menjelaskan, rencana kawasan konservasi ini sudah mendapat surat keputusan bupati Kukar sejak awal 2020 dan kini sedang mengajukan penetapan kawasan di tingkat kementerian. Selain itu, sudah dipersilakan dari pihak KKP dan Kemendagri untuk mengajukan dokumen yang baru difinalisasi dengan mengikuti prosedur Permen 31/2020. Lalu, setelah ditetapkan kawasan tersebut, akan menyusul sebuah rencana pengelolaan zonasi yang dibuat oleh tim teknis yang ditunjuk.

Sebelumnya, bupati Kukar menandatangani SK pencadangan kawasan konservasi perairan habitat pesut mahakam seluas 43 ribu hektare. Luasan itu mencakup zona inti, dan zona perikanan berkelanjutan, kawasan hutan sempadan sungai, areal hutan sempadan danau, dan zona rehabilitasi dan perlindungan hutan gambut rawa. Kawasan itu banyak berada di area Mahakam tengah, tempat pesut biasa bermain. Diperlukan zona ini, mengingat ruang hidup pesut makin sempit.

Apalagi, satwa ini terancam punah karena jumlahnya hanya di kisaran 80-an. Jika dahulu, mudah sekali menemukan pesut di Sungai Mahakam yang besar. Namun, karena banyaknya kapal besar yang beraktivitas di sungai tersebut kemudian beralih ke sungai-sungai kecil yang berada di daerah Kukar.Isu ini pun sudah beberapa kali dibawa ke kancah dunia. Akhir 2019 lalu, Danielle Krebb mendapat Conservation Merit Award dari Society for Marine Mammalogy dalam acara The World Marine Mammal Conference di Barcelona.

Dalam forum yang dihadiri 2.500 pegiat mamalia air di dunia itu, Danielle Krebb mempresentasikan upaya konservasi dan kondisi pesut mahakam yang sekarang tinggal 80-an ekor dengan habitat hanya di sungai Mahakam dan anak sungainya.Dalam presentasinya, Danielle Krebb mengungkapkan timnya melibatkan warga sekitar. Apa yang dia dapat adalah kerja tim dan masyarakat. Pihaknya mengedukasi masyarakat agar tak buang sampah sembarangan di sungai. Juga melibatkan masyarakat ketika proses evakuasi atau upaya untuk membantu pesut mahakam.

Dalam sesi video night, video YK-RASI terpilih menjadi salah satu di antara 12 video dari seratusan video seluruh dunia. Dalam videonya, terekam kegiatan YK-RASI saat mengevakuasi pesut mahakam bersama-sama dengan masyarakat.Di video itu, mereka melihat keadaan penonton di lapangan, dengan alat-alat minim, seperti perahu kecil. Sedangkan di tempat lain dengan alat canggih.

"Ternyata kami yang alatnya minim bisa melestarikan pesut mahakam. Juga mereka melihat bagaimana masyarakat yang tampak jujur, begitu senang ketika pesutnya selamat," kata perempuan asal Belanda ini. (nyc/riz/k16)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X