Apakah Anda termasuk golongan “zombie ponsel pintar”? Maniak smartphone? Jika iya, maka Anda memerlukan ini; mata ketiga. Perangkat ini dibuat bagi orang yang tak mampu mengalihkan pandangan dari layar smartphone dalam waktu cukup lama. Bahkan, saat beraktivitas seperti berjalan atau bekerja.
Mata ketiga bisa dibilang solusi satir bagi para maniak ponsel pintar. Dibuat oleh desainer industri asal Korea Selatan; Paeng Min-wook. Pria 28 tahun itu mengembangkan bola mata robot. Dia juga menjuluki perangkat tersebut dengan “Phono Sapiens”.
Perangkat tersebut bisa disematkan di dahi pengguna smartphone obsesif. Sehingga mereka bisa tetap menjelajah ponsel pintar tanpa terganggu saat bepergian.
Perangkat bola mata robot itu akan membuka kelopak mata tembus pandangnya setiap kali merasakan kepala penggunanya menunduk untuk melihat smartphone. Jika dalam jarak 1–2 meter dari pengguna terdapat rintangan, perangkat akan memperingatkan dengan bunyi “bip”. Yang berarti ada potensi bahaya.
"Ini adalah tampilan umat manusia masa depan dengan tiga mata," ujar Paeng seperti dilansir Rueters, kemarin (4/6). Paeng adalah mahasiswa pascasarjana teknik desain inovasi di Royal College of Art dan Imperial College. Kepada Reuters, dia sempat mendemonstrasikan penggunaan The Third Eye itu di sekitar Seoul.
"Karena kita tidak bisa mengalihkan pandangan dari smartphone, mata ekstra akan dibutuhkan di masa depan," lanjut dia.
Penemuan Paeng itu menggunakan sensor gyro untuk mengukur sudut kemiringan leher pengguna. Dan sensor ultrasonik untuk menghitung jarak antara mata robot dengan rintangan apapun di depannya. Kedua sensor dihubungkan ke papan mikrokontroler dengan paket baterai.
Demonstrasi perangkat Paeng di Seoul sempat menarik perhatian orang yang lewat. "Saya pikir dia tampak seperti alien dengan mata di dahinya," kata warga Seoul, Lee Ok-jo.
“Saat ini banyak anak muda bisa mengalami kecelakaan saat menggunakan ponsel mereka. Ini akan baik untuk mereka,” sambung dia.
Paeng berencana mengembangkan modul kamera untuk mata ketiga itu dan aplikasi yang terhubung dengan ponsel. Tetapi dia tidak berencana mengomersialkan penemuannya. Namun, sikap itu mungkin saja berubah sesuai permintaan pasar.
"Ini sangat keren dan menarik," kata Shin Jae-ik, warga Seoul berusia 23 tahun. "Kami dapat dengan mudah bertemu satu sama lain di jalan saat menggunakan smartphone. Saya mungkin tidak membutuhkannya sekarang, tetapi saya ingin membelinya ketika mereka menjualnya nanti,” sambung dia. (reuters/dwi/k8)