10 Ribu Relawan Olimpiade Tokyo Mundur

- Minggu, 6 Juni 2021 | 11:19 WIB

Tantangan bagi penyelenggara Olimpiade Tokyo kian berat. Sebanyak 10 ribu di antara 80 ribu relawan mengundurkan diri. Padahal, mereka dijadwalkan untuk membantu acara Olimpiade dan Paralimpiade yang akan digelar bulan depan.

Salah satu penyebabnya adalah pandemi. ’’Tidak ada keraguan bahwa salah satu alasannya adalah khawatir tertular virus korona,’’ ujar CEO panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo Toshiro Muto seperti dikutip Japan Times.

Dia meyakinkan bahwa hal itu tidak akan menghalangi jadwal penyelenggaraan Olimpiade yang dibuka 23 Juli nanti. Beberapa bulan terakhir penyelenggara berusaha membangun dukungan dan kepercayaan publik bahwa acara itu bisa digelar dengan aman. Mundurnya ribuan relawan tersebut tentu saja sebuah kemunduran. Salah satu penyebabnya adalah Jepang belum mampu mengontrol penularan Covid-19. Lambatnya program vaksinasi juga memperparah situasi.

Beberapa survei yang digelar baru-baru ini menunjukkan, penduduk Jepang menentang Olimpiade digelar. Sebab, Negeri Sakura tengah dilanda penularan gelombang keempat. Mayoritas rumah sakit penuh, utamanya di kota-kota besar.

Ada ketakutan penyelenggaraan Olimpiade hanya memperparah situasi. Meski begitu, pihak penyenggara sulit untuk membatalkan perhelatan akbar tersebut. ’’Kami tidak dapat menunda lagi,’’ ujar Presiden Komite Penyelenggara Seiko Hashimoto seperti dikutip Nikkan Sports kemarin (3/6).

Relawan adalah hal penting dalam penyelenggaraan Olimpiade. Mereka bertugas menjadi pemandu lokasi dan membantu operasional kompetisi. Jepang tidak membutuhkan banyak relawan seperti negara lain yang jadi tuan rumah. Sebab, pertandingan dihelat saat pandemi. Penonton dari luar negeri tidak boleh hadir, hanya atlet yang bertanding dan rombongannya.

Ada lebih dari 200 ribu orang yang mendaftar untuk jadi relawan lapangan sebelum akhirnya diseleksi menjadi 80 ribu orang. Gelombang pertama pengunduran diri terjadi Februari lalu setelah Presiden Olimpiade Yoshiro Mori membuat pernyataan seksis. Yaitu, perempuan cenderung kebanyakan bicara saat rapat. Gara-gara komentarnya tersebut, sekitar seribu relawan mengundurkan diri. Mori pun akhirnya meletakkan jabatannya. (sha/c13/bay)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pengalihan Kuota Atlet Tunggu Keputusan

Rabu, 8 Mei 2024 | 17:15 WIB

Skuad Hoki Kaltim Asah Kemampuan di Bantul

Rabu, 8 Mei 2024 | 16:15 WIB

Pasukan Pelatda Jalani Tes Fisik

Rabu, 8 Mei 2024 | 14:15 WIB

Kalbar Target 10 Medali Emas PON Aceh-Sumut

Rabu, 8 Mei 2024 | 12:14 WIB

Kriket Kaltim Pilih Tryout di Bali

Rabu, 8 Mei 2024 | 10:15 WIB

LA Lakers Pecat Pelatih Darvin Ham

Sabtu, 4 Mei 2024 | 17:30 WIB
X