PLN Berhasil Uji Operasi Pembangkit Listrik di Desa Tanjung Batu

- Minggu, 6 Juni 2021 | 11:12 WIB

KUTAI KARTANEGARA - Upaya dalam menekan biayaya produksi listrik per kilowatt hour (kWh), PT PLN (Persero) secara bertahap melakukan konversi bahan bakar High Speed Diesel (HSD) menjadi gas pada beberapa pembangkit listrik yang berada di seluruh Indonesia. Salah satunya yakni Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Peaking yang termasuk salah satu pembangkit dari Unit Layanan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap  (UL- PLTGU) yang terdapat di Desa Tanjung Batu, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kukar, Jumat (4/6).

Manajer PLN UPDK Mahakam, I Made Harta Yasa mengatakan selama ini pembangkit PLTG Peaking dioperasikan dengan bahan bakar HSD sehingga biaya pokok produksi sangat tinggi. Dengan selesainya uji operasi PLTG Peaking menggunakan bahan bakar gas, pihaknya optimis kedepannya jika telah beroperasi penuh maka sistem kelistrikan kalimantan akan lebih baik dan handal sehingga kualitas pelayanan kepada pelanggan terus dapat ditingkatkan. "Alhamdulillah pada hari ini kita telah menyelesaikan uji operasi dengan bahan bakar gas di PLTG Peaking. Penggunaan bahan bakar gas pada PLTG Peaking ini merupakan salah satu upaya PLN untuk menekan biaya pokok produksi, karena dengan menggunakan bahan bakar gas maka PLN lebih untung dari sisi biaya produksi." ujarnya. 

Dalam proses pelaksanaan uji operasi ini, PLN bersinergi dengan PLN Group yaitu Pembangkitan Jawa Bali (PJB), dan PLN Gas & Geothermal (PLN GG) untuk mensupport gas dari PK52 di Kecamatan Muara Badak. 

Sementara itu, Plt Manager Unit layanan PLTGU Tanjung Batu, Widhiyaksa Saveedra memastikan jika PLTG Peaking telah beroperasi dengan gas maka secara otomatis akan mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) sekaligus mendukung program pemerintah dimana BBM ini merupakan komoditas impor. Berbeda dengan gas yang memanfaatkan sumber daya alam yang berada di pulau kalimantan.

 “Jika PLTG Peaking telah beroperasi menggunakan bahan bakar gas maka PLN otomatis akan mengurangi penggunaan BBM pada pembangkit listriknya sekaligus mendukung program pemerintah. Dari sisi pemeliharaan juga akan lebih mudah jika menggunakan bahan bakar gas," paparnya. 

Sampai dengan saat ini, Sistem Kalimantan memiliki surplus/cadangan daya sebesar 551.1 Mega Watt (MW) dengan daya mampu sebesar 2142.3 MW dan beban puncak sebesar 1591.2 MW. "Kami berharap dengan kualitas listrik yang semakin baik dapat memberikan manfaat yang besar untuk masyarakat terutama dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Pulau Borneo," pungkasnya. (pro)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Kerja Sama dengan SRC

Jumat, 29 Maret 2024 | 14:49 WIB

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB
X