Malaysia Tegas, Kerahkan Jet Tempur untuk Halau Pesawat Militer Tiongkok

- Jumat, 4 Juni 2021 | 13:16 WIB
MELANGGAR: Jet tempur Malaysia dikerahkan untuk mencegat dan melakukan identifikasi visual pesawat militer Tiongkok yang dinilai melanggar kedaulatan wilayah udara.   (Royal Malaysian Air Force/AFP)
MELANGGAR: Jet tempur Malaysia dikerahkan untuk mencegat dan melakukan identifikasi visual pesawat militer Tiongkok yang dinilai melanggar kedaulatan wilayah udara. (Royal Malaysian Air Force/AFP)

Manuver Tiongkok memasuki wilayah negara lain kembali terjadi. Kali ini giliran Malaysia. 

 

ENAM belas pesawat militer Tiongkok melintas di wilayah yang diperebutkan kedua negara. Malaysia menganggap Tiongkok telah melanggar kedaulatannya. Namun, Beijing mengaku itu hanya latihan rutin dan mereka tidak memasuki wilayah udara siapa pun.

 Pesawat transportasi militer milik People’s Liberation Army Air Force (PLAAF) tersebut melintas di lepas pantai Sarawak, Malaysia, Minggu (30/5). Namun, Royal Malaysian Air Force (RMAF) baru mengungkapkannya kepada publik, Selasa (1/6). Pesawat terbang berada dalam formasi taktis in-trail 60 mil laut antara yang satu dan lainnya. Mereka diidentifikasi oleh radar pertahanan RMAF di Sarawak pukul 11.53 waktu setempat. 

”Pesawat terbang dalam formasi tersebut menggunakan titik masuk dan keluar yang sama. Mereka lalu berganti arah menuju wilayah udara Beting Patinggi Ali yang penting bagi negara kami,” bunyi pernyataan RMAF seperti dikutip Channel News Asia. Beting Patinggi Ali adalah salah satu terumbu karang di Laut China Selatan, yang menjadi sengketa negeri jiran dengan Negeri Tirai Bambu itu. 

Pesawat-pesawat milik Tiongkok itu lantas terbang melalui FIR Singapura sebelum akhirnya masuk wilayah udara zona maritim Malaysia dan FIR Kota Kinabalu. Jarak mereka hanya 60 mil laut dari pantai Sarawak.

RMAF kemudian menyiapkan jet Hawk 208 dari Skuadron No 6 dengan status siaga tinggi. Pesawat Tiongkok diminta untuk menghubungi pengontrol di FIR Kota Kinabalu, tapi instruksi tersebut tidak digubris. Mereka tetap melintas sebelum akhirnya menuju wilayah udara nasional. Saat itulah jet tempur Malaysia tersebut dikerahkan untuk mencegat dan melakukan identifikasi visual. 

”Insiden ini adalah ancaman terhadap keselamatan penerbangan, tantangan terhadap kedaulatan nasional, dan berdampak pada hubungan internasional,” bunyi pernyataan Komite Keamanan Pakatan Harapan. 

Koalisi oposisi itu meminta agar pemerintah bertindak tegas dan jelas. Parlemen harus diberi hak mendiskusikan masalah penting tersebut. Malaysia saat ini dalam status darurat nasional dan seluruh kegiatan parlemen dihentikan. Pemerintah boleh mengambil keputusan tanpa persetujuan parlemen. PH juga ingin agar kementerian pertahanan menjalankan program modernisasi di angkatan udara.

Pemerintah Malaysia sudah memanggil duta besar Tiongkok untuk Malaysia guna menjelaskan insiden tersebut. Kuala Lumpur juga akan mengirimkan nota protes diplomatik ke Beijing. Menteri Luar Negeri Malaysia Hishammuddin Hussein menegaskan bahwa Tiongkok sudah memasuki zona maritim mereka.

Pemerintah Tiongkok pada Rabu (2/6) menampik tudingan tersebut. Versi mereka, itu hanya latihan terbang rutin dari angkatan udara Tiongkok. Tidak ada maksud untuk menargetkan negara tertentu. ”Berdasar hukum internasional yang berlaku, pesawat militer Tiongkok bebas melakukan penerbangan di wilayah udara yang relevan,” ujar juru bicara kedutaan besar Tiongkok di Kuala Lumpur seperti dikutip Agence France-Presse. Menurut dia, pesawat Tiongkok tidak memasuki wilayah udara negara lain.

Hubungan Malaysia-Tiongkok biasanya hangat. Tiongkok bahkan baru-baru ini menawarkan bantuan penanganan Covid-19 ke Malaysia. Namun, soal Laut China Selatan, hubungan dua negara tersebut langsung menegang. Sebab, Tiongkok mengklaim hampir semua wilayah yang diyakini kaya hasil laut dan minyak bumi tersebut. Vietnam, Filipina, Brunei, dan Taiwan juga mengklaim sebagian area Laut China Selatan.

Tiongkok merupakan satu-satunya yang paling masif melakukan patroli dan pembangunan di wilayah sengketa tersebut. Sebelumnya, ratusan kapal mereka memasuki area yang diklaim oleh Filipina. Amerika Serikat mengirimkan kapal perang untuk beroperasi di Laut China Selatan guna memastikan hak dan kebebasan navigasi internasional. (jpg/far/k16) 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X