Tiga Tahun, Belasan Pesut Ditemukan Mati

- Senin, 31 Mei 2021 | 11:43 WIB
DIEVAKUASI: Pesut Mahakam bernama Jay yang ditemukan mati pada Sabtu (29/5) lalu.
DIEVAKUASI: Pesut Mahakam bernama Jay yang ditemukan mati pada Sabtu (29/5) lalu.

TENGGARONG - Mamalia langka pesut mahakam kembali ditemukan mati di Sungai Mahakam pada Sabtu (29/5) lalu. Dilihat dari bentuk sirip punggungnya, pesut ini pernah teridentifikasi sekitar tahun 2000 dan diberi nama Jay. Kematian pesut ini adalah temuan kedua dalam 2021.

Berdasarkan hasil sejumlah penelitian serta temuan Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI), Jay diketahui sebagai pesut penjelajah yang beberapa kali terlihat di sejumlah lokasi. Namun, Jay lebih sering terlihat di kawasan Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun.

Dalam catatan RASI, Jay merupakan pesut mahakam ke-19 yang mati sejak awal 2018. Di 2018 merupakan angka kematian terbanyak, yakni 10 ekor. Tahun 2019 terdapat kematian 5 ekor, disusul pada 2020 sebanyak 2 ekor.

Sementara hingga akhir Mei 2021 terdapat 2 mamalia pesut mahakam mati mengambang di Sungai Mahakam. Co-Founder Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI) Danielle mengatakan, Jay ditemukan mengambang di sekitar kawasan dermaga Desa Sangkuliman, Kecamatan Kota Bangun.

Anggota RASI yang mengetahui hal tersebut langsung membawa pesut tersebut ke stasiun Sangkuliman bersama pihak kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dan perangkat Desa Pela.

Sambil menunggu tim BKSDA datang, tim RASI membekukan pesut dengan bungkusan terpal dan dibalut bersama es batu. Untuk mengetahui lebih lanjut penyebab kematian, pihaknya masih menunggu hasil nekropsi oleh dokter hewan dari BKSDA Kaltim yang segera dilakukan.

“Kita menemukan pesut Jay ini sekitar 20 tahun lalu. Maka kita perkirakan usianya lebih dari 20 tahun," kata Danielle.

Faktor usia bisa menjadi kemungkinan penyebab Jay mati. Pasalnya, tidak ditemukan bekas-bekas kematian akibat terjerat alat tangkap nelayan maupun lainnya. Sedangkan kulit yang terkelupas, diperkirakan akibat sudah terjadi pembusukan akibat tenggelam.

"Untuk memastikan penyebab kematian, kita masih menunggu hasil dari tim BKSDA," imbuhnya.

Ia menyebut, jumlah pesut mahakam yang diperkirakan masih ada sekitar 80-an ekor. Angka kelahiran pesut mahakam selama beberapa tahun ini diperkirakan antara empat hingga enam. Jumlah tersebut diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan pada 2019 lalu. 

Untuk diketahui, pesut (Orcaella brevirostris) jumlahnya terus berkurang dari data Yayasan Konservasi RASI (Rare Aquatic Species of Indonesia). Organisasi dunia International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) kini menetapkan pesut mahakam termasuk hewan yang terancam punah.

Dalam Undang-Undang 5/1990, pesut mahakam bahkan termasuk hewan yang dilindungi oleh pemerintah. Sejumlah negara memang tercatat menjadi lokasi habitat pesut air tawar. Di antaranya Indonesia, Myanmar, dan Tiongkok.

Namun, pesut di perairan Sungai Mahakam ternyata memiliki DNA yang berbeda. Bahkan, pesut yang berada di Sungai Mahakam kini sedang diusulkan untuk diubah namanya menjadi (Orcaella mahakamrotris) karena dianggap memiliki perilaku berbeda dengan pesut lain.

Sejumlah sungai di Kaltim tercatat menjadi habitat pesut mahakam, antara lain Sungai Kedang Rantau, Kedang Kepala, Belayan, Kedang Pahu, Kedang Pela, dan Danau Semayang. Sebagian besar berada di Kabupaten Kukar. (qi/kri/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X