Penyakit Mengintai para Perokok, Yang Menghanyutkan Jadi Jembatan Masuknya Virus

- Senin, 31 Mei 2021 | 09:31 WIB

Berkomitmen untuk berhenti. Tema itu diambil sebagai bentuk kampanye kesehatan di Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2021. Menjadi pengingat jika tembakau masih menjadi ancaman kematian bagi penggunanya.

 

HARI Tanpa Tembakau Sedunia tahun ini konsentrasinya terletak pada upaya meningkatkan kesempatan seseorang yang mengatakan ingin berhenti bisa benar-benar berhenti merokok.

“Karena sejak 1988, jumlah kematian akibat rokok (tembakau) mencapai 2 juta jiwa seluruh dunia. Kini meningkat, kematian akibat tembakau hingga 8 juta jiwa setiap tahun,” ungkap dokter spesialis paru Rumah Sakit Pertamina Balikpapan (RSPB) dr Subagyo, Jumat (28/5).

Itu peringatan bagi perokok tembakau. Pun bagi mereka yang ingin coba merokok. Dan bagi siapa saja yang punya kemampuan untuk membantu perokok aktif untuk bisa berhenti. Sebab, kata Subagyo, rokok tidak hanya berbahaya bagi si perokok, tetapi juga orang di sekitarnya. “Paparan asap dari perokok aktif yang dihirup perokok pasif itu kandungan TAR (total aerosol residue)-nya lebih banyak dalam satu waktu,” jelasnya.

TAR merupakan senyawa kimia bersifat karsinogenik yang terkumpul dari asap hasil pembakaran rokok. Kandungan TAR itulah yang disebut menjadi pemicu seseorang mengalami gangguan kesehatan dalam tubuh. “Ada 4 ribu lebih kandungan dalam TAR yang berpotensi memicu kanker dan sakit jantung,” sebutnya.

Selain TAR, ada pula nikotin. Senyawa kimia organik kelompok alkaloid yang terdiri dari karbon, hidrogen, nitrogen, dan oksigen. Zat itu secara alami bisa dihasilkan dari tumbuh-tumbuhan. “Nikotin membuat penggunanya merasakan sensasi relaks, tenang, dan nyaman. Yang lupa jadi ingat. Enak, yakin. Pokoknya oke-oke. Sayangnya nikotin membuat ketagihan,” ucapnya.

Itu karena nikotin setelah diserap oleh tubuh akan memberikan rangsangan ke otak untuk menghasilkan endorfin. Itu adalah hormon yang bisa mengurangi efek dari rasa sakit, memberi rasa tenang, dan nyaman. Selain itu, nikotin yang terserap oleh tubuh akan memicu produksi dopamin. Hormon itu bisa meningkatkan konsentrasi, semangat, dan rasa percaya diri. “Efek buruk rokok tembakau akan muncul setelah konsumsi berkepanjangan,” ungkapnya.

Meski banyak perokok aktif mengklaim tidak merasakan dampak buruk, sejumlah kasus membuktikan rokok menjadi “jembatan” seseorang terserang penyakit. Itu yang ditemukan Subagyo selama kariernya sebagai seorang dokter. “Memang agak sulit membuktikan dampak negatif rokok secara langsung. Namun, secara statistik, mereka yang terkena penyakit memiliki riwayat sebagai perokok aktif,” katanya.

Misal, seseorang yang sebelumnya tak memiliki diabetes ternyata terserang diabetes setelah menjadi perokok aktif. Namun, ada faktor lain, seperti riwayat penyakit anggota keluarga lain yang juga memiliki diabetes.

“Rokok ini ‘jembatannya’. Karena rokok, dia mudah terkena diabetes. Karena rokok, dia mudah terkena TBC. Karena rokok, dia mudah terkena bronchitis. Jadi, bukan gara-gara merokok, dia langsung sakit. Beda,” katanya.

Pada masa pandemi Covid-19 saat ini pun, disebut Subagyo, perokok aktif memiliki risiko terpapar virus corona lebih besar dibandingkan bukan perokok. Baik karena kondisi tubuh akibat pengaruh rokok tembakau maupun kebiasaan saat merokok. “Asap rokok ini ‘kan polusi. Jadi, daya tahan paru menjadi menurun,” ungkapnya.

Di sisi lain, ada namanya Angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2). Yakni enzim yang menempel pada permukaan luar (membran) sel-sel di beberapa organ, seperti paru-paru, arteri, jantung, ginjal, dan usus. Dalam prosesnya, asap rokok akan meningkatkan jumlah enzim itu. “Dari penelitian, perokok punya potensi terpapar 3-4 kali lipat terjangkit virus Covid-19,” ujar Subagyo.

Itu becermin dari kejadian epidemi SARS pada 2002-2003. Para peneliti telah menemukan bahwa virus SARS-CoV (penyebab SARS) bisa masuk ke sel inangnya dengan berikatan dengan ACE2 sebagai reseptornya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X