Saat Pintu Masuk Semua Negara Diperketat, Dapat Kabar Ayah Sakit

- Minggu, 30 Mei 2021 | 12:35 WIB
Dewi Murni
Dewi Murni

Ada yang memilih karantina 10 hari sebelum menemui ayah meski wajibnya cuma seminggu. Ada yang sampai butuh waktu nyaris satu bulan sebelum sampai ke kampung halaman.

 

SITI AISYAH, Surabaya-ZALZILATUL HIKMIA, Jakarta, Jawa Pos

 

BRASIL, seperti juga Indonesia, punya kultur komunal yang kuat. Keluarga atau puak memegang peran penting dalam sendi keseharian mereka. Berkumpul, biasanya ditemani churrasco (daging bakar) dan bir, pun sudah demikian mentradisi. Dan, itulah yang membuat tuntutan menjauhi kerumunan selama pandemi ini sulit dipenuhi.

”Untuk urusan memakai masker di tempat umum, biasanya ada petugas yang akan menegur jika ada yang tidak patuh. Tapi, social distancing susah sekali diterapkan,” kata Dewi Murni, perempuan asal Jogjakarta yang sejak 2009 tinggal dan bekerja di Sao Paulo, Brasil, megapolitan terbesar di Amerika Selatan.

Yang juga sulit dihindari, lanjut Dewi yang menikah dengan pria Brasil dan dikaruniai satu anak, berdesakan di transportasi umum. Tiap jam berangkat dan pulang kerja, jaringan subway di Sao Paulo sangatlah padat.

Brasil termasuk negara yang paling parah terhantam pandemi. Sampai tak ada yang tahu persis jumlah kasus dan korban tewas akibat Covid-19 di negeri yang beribu kota di Brasilia tersebut. Worldometers mengungkapkan bahwa ada 16,3 juta kasus dan lebih dari 456 ribu kematian akibat virus SARS-CoV-2. Negeri Samba saat ini duduk di posisi ketiga untuk angka penularan secara global dan posisi kedua untuk angka kematian. Banyak pihak yang menilai bahwa angka sebenarnya jauh di atas itu. Beberapa media lokal bahkan meyakini bahwa jumlah kematian sudah tembus 500 ribu orang.

Dewi sedang berada di kampung halaman pada Februari 2020, sekitar sebulan sebelum Indonesia resmi memasuki masa pandemi. Ketika itu pun, saat dia balik ke Brasil, semua penumpang pesawat diminta memakai masker. ”Yang paling berubah selama pandemi ini ya persediaan alcohol gel di rumah semakin banyak dan harus rutin minum vitamin,” ujar Dewi.

Berjarak sekitar empat bulan dari saat Dewi berada di Indonesia, Fernando Doren, seorang pastor dan dosen asal Larantuka, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang bertugas di Sao Paulo, mendapat kabar sang ayah sakit. Pandemi sudah merebak. Semua negara sedang ketat-ketatnya menjaga pintu masuk mereka.

Fernando memberanikan diri untuk mem-booking tiket Qatar Airways, satu-satunya penerbangan yang masih melayani rute Sao Paulo–Jakarta ketika itu. Tapi, dia kemudian mendapat kabar bahwa kondisi sang ayah membaik setelah dirawat di Kupang, ibu kota NTT. Fernando pun menunda kepulangan.

Nah, di tengah kesibukannya melayani umat, terutama kalangan tunawisma, pria penggemar klub sepak bola Santos itu terdeteksi positif Covid-19. ”Tapi, saya OTG (orang tanpa gejala). Jadi, cukup karantina mandiri,” katanya dalam wawancara tertulis dengan Jawa Pos.

Setelah pulih, Fernando berusaha mewujudkan rencana pulang kampung. Dengan berbagai persyaratan ketat, dia akhirnya terbang pada November tahun lalu. Setiba di Jakarta, dia sengaja tak mampir atau menemui kawan atau keluarga di sana. Langsung mengambil penerbangan lokal ke Kupang.

Di Bandara El Tari, Kupang, semua pemeriksaan kesehatan dilaksanakan dengan ketat sebagaimana di Jakarta. Setiap penumpang dianjurkan menjalani isolasi mandiri selama seminggu. ”Saya memutuskan untuk menjalani isolasi selama 10 hari. Pada hari kesebelas, saya menjalani RT-PCR/swab test,” ujar Fernando.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X