Upaya Perguruan Tinggi Ambil Bagian Pemindahan IKN, Benahi Kampus, Kepincut Inovasi Israel

- Minggu, 30 Mei 2021 | 12:32 WIB

BALIKPAPAN–Perguruan tinggi di wilayah Indonesia timur bersiap menyambut pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kaltim. Terutama perguruan tinggi di Balikpapan. Seperti Universitas Balikpapan (Uniba) dan Institut Teknologi Kalimantan (ITK) yang bekerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Rektor ITS Prof Mochamad Ashari menuturkan, pada 2024 nanti, perguruan tinggi di wilayah Indonesia timur akan menjadi rujukan. Sehingga kampus harus berbenah. ITS sudah melakukan beberapa persiapan. Selain membuat Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), juga menciptakan innovation center atau techno park. Ada empat klaster techno park yang dikembangkan oleh kampus berbasis teknologi ini.

Yakni techno park klaster otomotif yang telah menelurkan sepeda motor listrik, Gesit. Riset terhadap mobil listrik dilakukan sejak 1989. Klaster lainnya ICT Robotic yang telah melahirkan robot Raisa. Lalu techno park klaster creative design yang mendesain LRT di Lampung, Jakarta, hingga kereta cepat Surabaya-Jakarta dan Jakarta-Bandung bekerja sama dengan INKA. Klaster terakhir, maritim dan perkapalan.

 “Jadi empat klaster techno park ITS ini mulai tahun 2019, sudah resmi struktural,” katanya dalam penandatanganan kerjasama secara virtual yang dirangkai dengan talk show “Peran Pendidikan Tinggi dalam Membangun dan Mengawal IKN Baru”, Jumat (28/5). Dia menyebut, techno park yang dikembangkan ITS sudah banyak membantu pemerintah. Salah satunya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk penyediaan i-Boat atau intelligent boat. Inovasi ITS ini berupa kapal tanpa awak yang mampu mengirim logistik dalam kondisi badai sekalipun. Lalu ada I-Car, mobil tanpa awak untuk operasional di dalam kampus. Serta robot Raisa, yang selama pandemi Covid-19 digunakan di tujuh provinsi dan 17 rumah sakit.

Robot ini mengantarkan obat, baju, makanan ke ruang ICU pasien Covid-19. Sehingga penularan virus terhadap tenaga kesehatan berkurang. “Artinya teknologi ini sudah kami kuasai. Dan kalau ingin digunakan di ibu kota negara, kami sangat welcome. Karena di dunia pendidikan, kami tetap bertanggung jawab untuk mengikuti arah perkembangan teknologi. Dan siap untuk berkontribusi mengawal dan membangun IKN,” katanya.

Di kesempatan yang sama, Rektor ITK Prof Budi Santosa menuturkan, pemindahan IKN ke Kaltim akan berdampak pada perubahan pola pikir secara psikologis masyarakat. Khususnya Kaltim. Alasannya, Pulau Jawa tidak lagi mendominasi, di mana IKN baru berada di Kalimantan. “Memberikan rasa bangga dan semangat, serta gairah untuk maju,” katanya. Selain itu, akan memengaruhi perubahan kultur dalam bekerja. Karena di IKN baru nanti, akan menjadi tempat bertemunya negara-negara dunia. Sehingga, semuanya akan didesain serba-cepat dengan teknologi yang maju dan pintar.

 “Selama ini, kalau pengalaman habis mengajar di ITS dan ITK berbeda. Menyampaikan materi yang sama, beda sekali responsnya. Karena adik-adik mahasiswa di sini, mungkin sejak kecil, tidak biasa berkompetisi. Di mana kompetisinya tidak seketat di Jawa. Padahal mungkin modal dasarnya, intelektual dan inteligensia tidak kalah. Cuma karena tidak biasa berkompetisi, jiwa berkompetisi dan bersaing kurang terasah,” papar Budi.

Pria berkacamata ini pun menyampaikan pendapat kontroversialnya guna menunjang pemindahan IKN ke Kaltim nanti. Dia ingin melanjutkan gagasan Presiden ke-4 Indonesia, Abdurrahman Wahid alias Gusdur yang ingin menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Padahal, sejak Israel memproklamasikan kemerdekaannya pada 1948, Indonesia tidak menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.

Menurut Budi, teknologi yang dikembangkan di Israel bisa digunakan pada IKN baru nanti. Salah satunya, dalam mengolah air baku. Karena saat ini, Kaltim memiliki air baku yang terbatas. Sehingga mengandalkan air hujan. Jika tidak ada hujan, maka masyarakat harus menghemat penggunaan air bersih. “Negara yang mengolah air laut paling canggih saat ini adalah Israel. Yang melakukan desalinasi untuk memproduksi air bersih untuk negaranya dan sebagian negara timur tengah,” katanya.

Lanjut dia, teknologi pertanian Israel juga paling maju di dunia. Kalimantan yang tanahnya mengandung batu bara, jika meniru inovasi Israel, maka bisa ditanami sayur atau buah lunak. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan sayur dan buah, yang biasa didatangkan dari Jawa dan Sulawesi. “Ternyata Thailand itu pertaniannya maju, bukan karena temuannya sendiri. Tapi dibantu Israel. Kemudian Ethiopia juga menjadi negara pertanian yang maju, juga karena bantuan Israel. Jadi saya kepikiran seandainya itu bisa terwujud, mungkin kita bisa berperan banyak untuk membantu IKN baru,” terang dia.

Menurutnya, merangkul Israel sebagai mitra diplomatik sesuai gagasan Gusdur, bisa berdampak signifikan bagi IKN baru. “Saya kemarin menghubungi teman lulusan S-3 Israel, untuk kerjasama dengan ITK. Bisa dikembangkan kerjasama ITS dan Uniba untuk mendukung IKN. Ada Technion (Technion–Israel Institute of Technology) di Israel. Mereka terbiasa bekerja sama. Namun ada masalah hubungan diplomatiknya. Itu pikiran-pikiran liar saya. Seandainya itu bisa diwujudkan mungkin kita bisa lebih cepat berkembang,” harapnya.

Untuk penggunaan energi ramah lingkungan, pihaknya juga merencanakan penggunaan energi surya pada atap bangunan gedung kampus. Sehingga dapat menyuplai kebutuhan listrik pada siang hari. Pihaknya ingin menjadi pelopor penggunaan surya sebagai energi listrik. “Kita sudah memulai penggunaan energi lebih antipolusi. Walaupun tetap saja, kalau malam menggunakan listrik PLN berbahan bakar fosil,” terangnya.

Sementara itu, Rektor Universitas Balikpapan Isradi Zainal mendorong insan perguruan tinggi melakukan kajian pemindahan IKN ke Kaltim. Melalui Fakultas Ekonomi Uniba, pihaknya ingin menyusun kajian dan membuktikan kepindahan IKN ke Kaltim akan memberikan dampak yang besar. “Ditinjau dari segi ekonomi akan sangat bermanfaat. Kaitannya dalam mengoptimalkan ALKI II (Alur Laut Kepulauan Indonesia II),” janjinya.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian yang turut hadir dalam diskusi kemarin berharap saat pembangunan IKN nanti, meminimalisasi eksploitasi alam dan lingkungan. Sehingga ruang biru dan ruang hijau terintegrasi. Dengan menumbuhkan gaya hidup yang hijau. “Kami ingin perguruan tinggi lah yang menjadi motornya. Mahasiswa dan dosen, yang menciptakan gaya hidup ini. Misalnya dari desain, infrastruktur bangunan, pengelolaan sampah, energi, bagaimana menekan low emission harus dimulainya dari perguruan tinggi,” pesannya. (kip/riz/k8)

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X