Pengusaha Terpukul, Operasional Membengkak

- Sabtu, 29 Mei 2021 | 11:21 WIB
ilustrasi perbaikan jaringan listrik.
ilustrasi perbaikan jaringan listrik.

PEMADAMAN listrikserentak yang terjadi di tujuh kabupaten/kota di Kaltim kemarin, membuat pelaku usaha harus mengeluarkan biaya lebih agar roda bisnis tetap berputar. Bahkan, biaya yang dikeluarkan bisa dua kali lipat. Wakil Ketua Umum Bidang Investasi Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kaltim Alexander Soemarno mengatakan, pelaku usaha yang sangat bergantung dengan pasokan listrik sangat terpukul dengan kejadian pemadaman itu.

Menurutnya, biaya produksi dengan menggunakan listrik industri dari PLN tentu saja lebih murah dibandingkan harus menggunakan genset. "Kalau biasanya dari PLN itu sekitar Rp 1.700 per kWh (kilowatt hour/kilowatt jam), kalau pakai genset sendiri bisa Rp 2.300 sampai ada yang Rp 4 ribu per kWh," terang Alex. Kisaran biaya yang dikeluarkan itu memang berbeda-beda. Bergantung dengan kapasitas genset yang digunakan. Serta seberapa besar daya yang dipakai. Apalagi banyak pengusaha memerlukan banyak daya listrik tinggi.

Alex mengambil contoh, misalnya salah satu perusahaan besi tua di Samarinda, yang sangat membutuhkan listrik berdaya besar untuk memproduksi besinya. Jika listrik padam, pelaku usaha di sektor ini harus memakai genset yang biayanya cukup besar. Apalagi saat ini para pengusaha dalam kondisi yang baru saja berusaha untuk bangkit karena setelah terpukul pandemi. Blackout Sistem Mahakam sepanjang hari kemarin turut berimbas pada sektor perhotelan.

Direktur Operasional Hotel Platinum Balikpapan Soegianto mengatakan, sistem kelistrikan hotel otomatis akan berganti ke genset jika listrik PLN padam. “Tentu ada cost yang harus dikeluarkan lagi. Apalagi kita ini memakai BBM industri,” katanya. Ia menjelaskan, biaya yang dikeluarkan ketika listrik PLN padam per jamnya sekitar Rp 1 jutaan. “Itu bisa lebih, tergantung okupansi. Semakin tinggi okupansi, semakin mahal (biaya operasional),” tuturnya. Pihaknya berharap PLN segera bisa mengatasi masalah ini. Pemadaman yang terjadi cukup lama kemarin, diakui Sugianto, turut berdampak pada okupansi. 

“Ramai (masyarakat yang menginap), tetapi kami juga harus membayar lebih untuk listrik,” ucapnya. Namun, dirinya belum mendapat rekapitulasi dari pelaku usaha perhotelan lainnya di Balikpapan terkait dampak pemadaman dengan okupansi. (nyc/aji/riz/k16)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X