Imbas Penduduk Tak Percaya Pemerintah, Jutaan Vaksin Covid di Hongkong Hampir Kedaluwarsa

- Kamis, 27 Mei 2021 | 11:14 WIB

HONGKONG– Hongkong termasuk beruntung. Di saat banyak negara kesulitan mendapatkan vaksin Covid-19, mereka malah berlebih. Hongkong memiliki lebih dari cukup vaksin untuk semua penduduknya yang berjumlah 7,5 juta jiwa. Tapi, di saat bersamaan, hanya sedikit yang mau divaksin.

Imbasnya, jutaan dosis vaksin Pfizer-BioNTech yang dikirim gelombang pertama terancam dibuang begitu saja. Sebab, masa kedaluwarsanya tinggal tiga bulan lagi. Sementara jumlah penduduk yang mendaftarkan diri untuk divaksin tidak mencukupi alias kurang. Di sisi lain, Pfizer-BioNTech termasuk salah satu vaksin Covid-19 yang harganya paling mahal.

Banyak faktor yang membuat penduduk enggan daftar untuk vaksinasi. Salah satunya adalah ketidakpercayaan kepada pemerintah. Selain itu karena ada yang percaya dengan informasi salah di berbagai media sosial. Hongkong juga termasuk wilayah dengan angka penularan sangat rendah sehingga penduduk merasa tidak perlu tergesa-gesa untuk vaksinasi. Semua faktor itu membuat target vaksinasi pemerintah serasa jalan di tempat.

”Semua vaksin punya masa kedaluwarsa. Ia tidak bisa digunakan setelah tanggal kedaluwarsanya terlewati,” jelas mantan pengawas Pusat Perlindungan Kesehatan Thomas Tsang saat diwawancarai stasiun radio RTHK. Vaksin Pfizer-BioNTech memiliki masa pakai hanya enam bulan.

Thomas menegaskan bahwa situasi saat ini salah. Hongkong memiliki tumpukan dosis vaksin yang tidak terpakai, sementara di pihak lain banyak negara yang berebut untuk mendapatkannya. Pfizer-BioNTech mungkin tidak akan mengirimkan dosis lainnya hingga tahun depan. Jadi, vaksin yang dimiliki Hongkong saat ini adalah apa yang tersedia hingga akhir tahun.

Pemerintah Hongkong membeli masing-masing 7,5 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech dan Sinovac. Mereka juga memesan 7,5 juta dosis AstraZeneca, tapi membatalkan kesepakatan awal tahun ini. Total 3.263.000 dosis vaksin Pfizer-BioNTech sudah dikirimkan ke Hongkong selama beberapa kali. Baru 1.231.600 yang terpakai. Sekitar satu juta dosis sempat mengalami masalah pengemasan. Belum diketahui apakah sudah diganti atau belum.

Sampai saat ini baru 19 persen penduduk Hongkong yang mendapatkan satu dosis vaksin dan 14 persen saja yang sudah divaksin penuh. Penolakan vaksin tidak hanya terjadi di masyarakat umum, tapi juga tenaga medis. Otoritas rumah sakit mengungkapkan, hanya sepertiga stafnya yang sudah divaksin.

Demi menghabiskan vaksin yang menjelang kedaluwarsa tersebut, kemarin pemerintah meluncurkan program vaksinasi pada non penduduk Hongkong. Sekitar 40 ribu warga Tiongkok yang memiliki izin perjalanan dan 13 ribu pengungsi dinyatakan memenuhi syarat untuk ikut divaksin. Beberapa politikus juga menyarankan agar pemerintah menyumbangkan vaksin yang tidak terpakai ke luar negeri.

Dari Singapura, pemerintahnya mengizinkan vaksin Pfizer-BioNTech untuk disimpan di kulkas biasa dengan suhu 2 hingga 8 derajat Celsius dengan masa simpan 30 hari. Dalam aturannya, vaksin Pfizer-BioNTech harus diletakkan di lemari pendingin dengan suhu minus 70 derajat Celsius. Tapi, 19 Mei lalu Badan Obat dan Pangan (FDA) memperbolehkan penyimpanan di pendingin biasa. Mereka menegaskan, di suhu kulkas standar, vaksin tetap stabil untuk masa penyimpanan sebulan.

Terpisah, pemerintah Amerika Serikat (AS) memperingatkan penduduknya agar tidak berkunjung ke Jepang terlebih dahulu. Sebab, saat ini terjadi lonjakan penularan di Negeri Sakura. Pusat kontrol dan pencegahan penyakit (CDC) menjelaskan, meski sudah divaksin penuh, mereka yang berkunjung ke Jepang tetap berisiko tertular dan menularkan varian Covid-19. Travel warning tersebut keluar hanya beberapa pekan sebelum Olimpiade digelar di Tokyo Juli nanti.

Peningkatan kasus juga terjadi di Victoria, Australia. Karena itu, pemerintah Selandia Baru memutuskan untuk menghentikan sementara travel bubble dengan Victoria. Kebijakan itu berlaku mulai kemarin pukul 20.00 hingga 72 jam berikutnya. (sha/c9/bay)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X