BADAN Keamanan Penerbangan Uni (EASA) telah menyatakan bahwa taksi terbang listrik mungkin akan diizinkan untuk beroperasi. Itu akan terjadi pada 2025, atau bahkan setidaknya awal 2024.
Berita itu dikabarkan oleh Direktur Eksekutif EASA Patrick Ky. Pejabat itu membuat pernyataannya dalam acara daring awal pekan lalu. Lebih lanjut, Patrick Ky menambahkan, drone otonom akan memakan waktu setidaknya lima tahun lagi. Sementara pesawat yang lebih besar diharapkan segera menyusul.
Dikutip dari Bloomberg (23/5), EASA juga baru saja mulai bekerja dengan perusahaan mengenai bagaimana cara menangani penerbangan tak berawak. Sesuai dengan regulator, badan tersebut juga bekerja sama dengan administrasi penerbangan dan regulator internasional lainnya.
Patrick Ky menyatakan lebih mudah memulai dengan kendaraan berbasis taksi udara. “Karena kami mencari pesawat berskala lebih kecil. Kami tidak melangkah terlalu jauh karena memerlukan banyak pemikiran tentang bagaimana Anda ingin menangani konsep otonomi,” katanya.
Regulator itu membuat pernyataan terkait transportasi penumpang otonom di Eropa. Demikian pula, EASA bahkan telah menerbitkan hasil survei tentang mobilitas udara perkotaan yang memiliki lebih 4 ribu responden dari wilayah tersebut di enam kota di Eropa.
Survei itu menemukan, 83 persen warga memiliki sikap yang positif, dengan menyoroti penggunaan darurat dan transportasi medis semakin maju dengan moda perjalanan udara. Meski demikian, kendaraan yang melintasi kota-kota padat kemungkinan besar tunduk pada standar keamanan ketat. Namun, akan menghadapi masalah terkait kebisingan. (rom2/k16)