TENGGARONG–Diduga lantaran dikepung aktivitas pengupasan lahan untuk tambang batu bara, Kecamatan Sangasanga kini rawan banjir. Tak hanya karena minimnya kawasan resapan air, tapi rusaknya lingkungan diduga menjadi akar masalah.
Dua hari lalu, banjir kembali melanda dua kelurahan di Sangasanga. yaitu Kelurahan Jawa dan Kelurahan Sangasanga Dalam. Wakil Ketua RT 24, Kelurahan Sangasanga Dalam, Dasi kepada Kaltim Post mengatakan, banjir terjadi setelah hujan mengguyur hujan sekitar satu jam.
Menurut dia, belakangan ini banjir memang membuat masyarakat waswas lantaran kerap terjadi saat hujan deras. Padahal, tahun lalu banjir masih jarang terjadi di Sangasanga. “Saat ini kalau hujan deras, masyarakat sudah khawatir rumahnya kebanjiran,” katanya.
Sementara itu, Lurah Sangasanga Dalam Mulyadi mengatakan, saat ini wilayah Sangasanga memang ramai aktivitas pertambangan batu bara. Sehingga wilayah resapan air sudah semakin minim. Tak hanya banjir, sejumlah kawasan di Sangasanga rawan terjadi longsor.
Selain di Kelurahan Sangasanga Dalam, dia membenarkan jika kondisi tersebut biasa terjadi di Kelurahan Jawa. “Banjirnya memang tidak tinggi. Tapi kalau masuk ke rumah warga cukup membuat masyarakat repot karena ada lumpur,” imbuhnya.
Pihaknya pun telah melaporkan kondisi ini kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kukar. Rombongan Pemkab Kukar direncanankan segera melakukan kunjungan ke Sangasanga. Dikonfirmasi hal itu, Wabup Kukar Rendi Solihin tak menampiknya.
Dia mengatakan akan memboyong sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) pada Jumat (21/5) untuk meninjau kawasan longsor, serta rawan banjir di Sangasanga. “Besok (hari ini, Red) akan kita lakukan pengecekan,” tambahnya.
Sebelumnya, banjir serupa juga sempat melanda Sangasanga pada Minggu (9/5). Saat itu, hujan deras juga mengguyur Sangasanga. Nugraha Pradana, warga RT 2, Kelurahan Jawa, Kecamatan Sangasanga, mengatakan bahwa air (banjir) mulai masuk ke rumahnya pukul 14.00 Wita.
Air kecokelatan karena bercampur tanah itu tak hanya merendam rumahnya. Permukiman warga di Kelurahan Muara Jawa lainnya pun ikut terendam. “Tidak terlalu tinggi airnya. Namun, karena air membawa lumpur, tetap bikin repot warga,” kata Nugraha. (qi/kri/k8)
