Gagal Panen di Tumbit Melayu Gegara Banjir, Petani Rugi Ratusan Juta

- Kamis, 20 Mei 2021 | 18:40 WIB
MERUGI: Nus, warga Tumbit Melayu, memperlihatkan kebun jagung miliknya yang gagal panen akibat banjir.
MERUGI: Nus, warga Tumbit Melayu, memperlihatkan kebun jagung miliknya yang gagal panen akibat banjir.

TANJUNG REDEB – Usai banjir yang melanda kawasan Tumbit Melayu, Berau, sejumlah kebun warga gagal panen. Seperti yang dialami warga bernama Nus, nyaris 2 hektare kebun jagung miliknya gagal panen akibat banjir tahunan tersebut.

"Biasanya banjir tidak pernah tinggi, tapi tahun ini tinggi sekali," papar Nus, Rabu (19/5). Lanjut dia, kegagalan panen tahun ini membuat kerugian mencapai Rp 70 juta. Selain kebun jagung, kebun jeruk juga bernasib sama. "Kalau jeruk itu (kerugiannya) kurang lebih Rp 25 juta," ungkapnya.

Sementara itu, Agus mengungkapkan hal yang sama dengan Nus. Kebun semangka miliknya gagal panen, padahal tinggal sepekan lagi akan panen. "Iya nyaris panen, tapi gagal," ucapnya.

Dia melanjutkan, modal untuk benih semangka tersebut didapatkan dari pinjaman tetangganya. Namun, karena terdampak banjir, akhirnya dia meminta waktu kepada tetangga tersebut untuk mengembalikan pinjaman. "Minta tambah waktu, untung tetangga saya paham," tuturnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau Mustakim menjelaskan, banjir tahunan itu sudah beberapa kali mengakibatkan lahan pertanian di Tumbit Melayu tergenang. Luasan lahan pertanian di Tumbit Melayu itu sebesar 160 hektare. “Tapi tidak semua lahan pertanian tergenang, namun ya tidak sedikit juga,” ungkapnya.

Dilanjutkan, untuk penanganan pascabanjir, pihaknya tidak fokus pada pemberian sembako, melainkan penggantian bibit yang sudah ditanam. Bibit tersebut berasal dari stok mereka, meski per satu hektare belum bisa diketahui berapa pemberiannya, akan dilakukan pendataan kembali. Sementara untuk bibit baru, pihaknya belum memasuki masa lelang.

“Nanti sistem pemberian bantuan bibit ini kami ambil dari realokasi stok per kecamatan yang masih ada, misalkan di Gunung Tabur ada sisa, kami alihkan ke Tumbit Melayu,” ungkapnya.

Mustakim menjelaskan, daerah Tumbit Melayu tidak berpotensi besar untuk wilayah pertanian. Sebab itu produksi tahunan di 2021 besar kemungkinan tidak berpengaruh begitu signifikan. Masa tanam akan kembali lagi pada Oktober, sebelum itu dia harap pihaknya sudah bisa mendistribusikan bantuan pascabencana. "Kalau pertanian khususnya padi, tidak terlalu berpengaruh pada banjir ini," pungkasnya. (hmd/dwi/k16)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X