Transaksi Perbankan Daring Geser ATM

- Rabu, 19 Mei 2021 | 13:47 WIB

JAKARTA– Pembatasan mobilitas akibat persebaran virus SARS-CoV-2 mengakselerasi penggunaan teknologi digital. Termasuk transaksi perbankan. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan volume transaksi lewat kanal digitalnya selama triwulan I 2021.

Meski demikian, pertumbuhan transaksi digital itu belum merata di seluruh Indonesia. Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Pingkan Audrine Kosijungan mengatakan bahwa transaksi daring umumnya terjadi di perkotaan. Sebab, akses internet dan layanan e-commerce di kota lebih baik ketimbang di daerah. Selain itu, penetrasi internet di daerah masih rendah.

’’Ini menjadi catatan penting bagi pemerintah agar tidak melupakan fakta bahwa belum semua daerah memiliki akses yang sama terhadap produk dan layanan digital. Maka, kebijakan di daerah-daerah juga perlu diperhatikan,” bebernya (18/5).

Terpisah, peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan bahwa pandemi Covid-19 menjadi momen yang pas untuk transformasi digital. Juga, efisiensi perbankan. Misalnya, mengurangi beban operasional. Di sisi lain, transaksi nontunai membantu memutus rantai persebaran virus.

Momen Ramadan dan Lebaran mendongkrak transaksi daring. Sebab, konsumsi masyarakat meningkat pada periode tersebut. Bersamaan dengan itu, pemerintah juga melarang mudik. Akibatnya, transaksi terkonsentrasi di wilayah Jabodetabek. Padahal, biasanya aliran uang tunjangan hari raya (THR) itu ke daerah yang menjadi tujuan mudik.

”Akibatnya, pertumbuhan ekonomi hanya Jabodetabek sentris,” kata Bhima.

Sementara itu, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar mengatakan bahwa transaksi digital via aplikasi perbankan terus meningkat. Bahkan, mengalahkan nilai transaksi lewat ATM. ’’Jumlah pengguna aplikasi tumbuh 42 persen dibanding tahun lalu,” imbuhnya.

Alexandra menyebut, total nilai transaksi pembelian dan pembayaran (purchase and payment) lewat aplikasi mencapai Rp 340,7 triliun. Angka tersebut meningkat 49 persen year-on-year (YoY). Transaksi top-up e-money juga naik 78 persen YoY. Fitur QR payment lebih sering digunakan. Frekuensinya naik empat kali lipat atau 400 persen secara year-to-date (YtD) sejak Desember 2020. (han/c6/hep)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X